Jakarta, Portonews.com – Sekitar 1,7 juta orang demonstran melumpuhkan lalu lintas Hong Kong, Minggu (18/9/2019) sore. Hujan deras yang mengguyur tidak memadamkan semangat para pengunjuk rasa.
Pusat demonstrasi berada di Taman Victoria. Tapi banyaknya peserta membuat massa meluber hingga ke kawasan luas di sekitarnya. Tuntutan utama mereka masih sama yaitu pembatalan rancangan undang-undang ekstradisi.
Mereka juga mengajukan beberapa tuntutan tambahan yaitu pengunduran diri Kepala Pemerintahan Hong Kong Carrie Lam, menolak aksi ini disebut sebagai kerusuhan, pembatalan tuntutan terhadap ratusan orang pengunjuk rasa, dan pembentukan komisi independen untuk mengevaluasi perilaku polisi dan aparat pemerintah.
Meski jumlah pesertanya hingga jutaan, demonstrasi berlangsung damai. Surat kabar South China Morning Post dan CBS melaporkan tidak ada bentrokan antara pengunjuk rasa dan polisi.
“Dari garis depan aktivis, kepada orang tua di panti wreda, kepada warga di permukiman, orang Hong Kong menghadapi brutalitas polisi yang menembakkan gas air mata dan peluru karet, yang mereka gunakan untuk membubarkan dan menangkap kami,” kata organisasi Civil Human Rights Front dalam pernyataannya.
Organisasi itu mengatakan warga Hong Kong “amat marah” dengan tindakan pemerintah dan polisi Hong Kong dalam beberapa pekan terakhir. Massa unjuk rasa kemarin paling banyak berkumpul di sekitar gedung pusat pemerintahan.