Jakarta, Portonews.com – Baznas (Bazis) DKI menyelenggarakan ajang kompetisi di kalangan mahasiswa yang diberi nama Hackathon. Lewat ajang ini, para mahasiswa ditantang untuk memberikan solusi cerdas berbasis teknologi terhadap persoalan-persoalan yang ada di Jakarta.
Panitia memberikan empat kategori masalah yang salah satunya harus dipilih untuk diselesaikan oleh para peserta, yaitu masalah kesehatan, kemiskinan, pelayanan publik dan lingkungan hidup.
Menurut Ketua Panitia Hackathon, Arief Faqihudin (23), sejak dibuka pada 20 Oktober lalu, panitia telah menerima 60 proposal dari 60 tim mahasiswa yang tersebar di berbagai perguruan tinggi, kebanyakannya berasal dari Jabotabek, seperti UI yang terbanyak, lalu IPB, UIN dan UMJ.
Bahkan ada tim yang berasal dari UGM dan Amikom Yogyakarta. Masing-masing tim terdiri dari 3 orang mahasiswa.
Dari 60 proposal yang masuk, tim seleksi memilih total 25 proposal dari empat kategori masalah yang dipilih oleh peserta. Dari tiap kategori dipilih 6 kelompok (kecuali lingkungan hidup 7 kelompok) untuk bersaing di babak Hack Time, yang diselenggarakan mulai Kamis sampai Jum’at (5-6/12/2019) di Taman Wiladatika Cibubur Jakarta Timur. Babak ini dibuka langsung oleh Ketua Baznas (Bazis) DKI Jakarta, KH. DR. Ahmad Lutfi Fathullah.
Babak Hack Time adalah babak yang paling menentukan, dimana mereka dikumpulkan dalam satu forum selama dua hari dua malam untuk memperlihatkan kemampuan masing-masing tim dalam mewujudkan ide cemerlang mereka menjadi aplikasi atau teknologi yang mendekati apa yang mereka ingin wujudkan. Mereka harus menunjukkan kemampuannya di depan dewan juri yang terdiri dari para ahli dan praktisi di bidang IT.
Dalam babak Hack Time, para peserta mendapat dua kali penjurian, yaitu penjurian inisial dan penjurian final. Penjurian inisial dilakukan pada saat tim diberi kesempatan menyusun koding untuk aplikasi yang mereka bangun. Disini penilaian sepenuhnya menyangkut IT atau masalah teknis. “Juri inisial ini untuk menseleksi peserta menjadi 12 tim. Juri inisial ini akan menilai lebih kepada masalah teknis IT-nya,” ujar Arief yang merupakan lulusan Teknik Mesin UGM 2017 ini.
Dua belas tim ini masing-masing merupakan tiga tim terbaik dari masing-masing kategori. merekalah yang kemudian masuk ke penjurian final, mereka mendapat kesempatan mempresentasikan karya mereka di depan para juri untuk dinilai, bukan hanya aspek teknis dan IT-nya saja tetapi juga aspek bisnis dan impactnya buat masyarakat Jakarta. Dari dua belas tim ini, kemudian dipilih tim terbaik dari masing-Masing kategori. Nama-nama tim terbaik dari masing-masing kategori akan diumumkan dalam acara Puncak Hackathon Jakbee dan Masa Depan Jakarta yang diselenggarakan Baznas (Bazis) DKI Jakarta di gedung Velodrom Rawamangun, Jakarta Timur dan dihadiri oleh Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, pada Sabtu (7/12/2019).
Menurut Wakil Ketua II Bidang Pendayagunaan dan Pendistibusian Baznas (Bazis) DKI Jakarta, Saat Suharto Amjad, lewat ajang kompetisi Hackathon ini, pihaknya ingin merangkul energi besar mahasiswa untuk diajak sama-sama memikirkan kompleksitas persoalan Jakarta lewat pendekatan teknologi dan aplikasi yang merupakan kelebihan dan kekuatan generasi milenial. “Kita ingin mengajak generasi millenial untuk peduli kepada persoalan-persoalan real di masyarakat, khususnya komplesitas masalah-masalah yang ada di Jakarta, tetapi lewat pendekatan teknologi dan atau aplikasi yang memang menjadi kekuatan generasi ini,” ungkap Saad Suharto.