PORTONEWS
Advertisement
  • Home
  • Ekonomi
    • Keuangan
    • Infrastruktur
    • Transportasi
  • Bisnis
    • Pernik
    • Digital
    • Pariwisata
  • Oil & Chemical Spill
  • Migas & Minerba
  • Peristiwa
    • Internasional
    • Nasional
  • Lingkungan Hidup
  • Profil
  • Galeri
    • Galeri Foto
    • Galeri Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Ekonomi
    • Keuangan
    • Infrastruktur
    • Transportasi
  • Bisnis
    • Pernik
    • Digital
    • Pariwisata
  • Oil & Chemical Spill
  • Migas & Minerba
  • Peristiwa
    • Internasional
    • Nasional
  • Lingkungan Hidup
  • Profil
  • Galeri
    • Galeri Foto
    • Galeri Video
No Result
View All Result
PORTONEWS
No Result
View All Result
Home Laporan Utama

Shell Indonesia: Kami masih di Masela

by Redaksi
Minggu, 5 Mei 2019 16:25
Shell Indonesia: Kami masih di Masela
9.170

Jakarta, Portonews.com – Shell Indonesia,perusahaan minyak dan gas anak usaha dari Royal Dutch Shell-asal Belanda, memastikan tidak hengkang dari Indonesia.

Shell Indonesia serius garap proyek gas Lapangan Abadi di Blok Masela di Laut Timor,di Propinsi Maluku Tenggara Barat. Terkait pemberitaan, Shell tidak mengomentari rumor ataupun spekulasi pasar.

Saat ini, kami sepenuhnya fokus dan terus bekerja sama dengan INPEX sebagai operator dalam mengusulkan rencana pengembangan (POD) Proyek Abadi LNG yang layak investasi,”demikian jawaban diterima redaksi Portonews.com dari  Rhea Sianipar, External Relations Shell Indonesia.

Dilansir dari Reuters, salah satu alasan utama rencana Shell menjual hak partisipasi Masela lantaran perusahaan sedang mengumpulkan dana untuk menuntaskan akuisisi terhadap BG Group, perusahaan holding migas asal Inggris senilai US$54 miliar. Adapun nilai saham Shell di Masela mencapai US$1 miliar.
Alasan kedua, dikarenakan perkembangan kondisi iklim investasi di kawasan Asia Tenggara,  khususnya di sektor energi yang dinilai kurang atraktif.

Arcandra Tahar, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), saat dikonfirmasi, Jumat (3/5) bergeming terkait manuver yang dilakukan Shell pada proyek Masela. Ia hanya tersenyum sambil berlalu melambaikan tangan sebagai isyarat tidak mau berkomentar.

SKK Migas dikabarkan sejak awal Mei hingga berita ini diturunkan rally meeting di Wisma Mulia,Jakarta tempat di mana SKK Migas berkantor. “Kami diajak meeting berturut-turut sejak awal Mei hingga sekarang. Kami diminta oleh Menteri kebut selesaikan IDD dan Masela sebelum 31 Mei 2019,” ungkap sumber Portonews.com

Kepala SKK Migas Dwi Sutjipto kepada wartawan pekan lalu mengatakan bahwa PoD Masela ditargetkan bisa rampung pada semester I tahun ini.

Semua pihak saat ini masih fokus membahas segala aspek, terutama teknis agar proyek Masela sesuai dengan keekonomian. “Semua pembahasan harus selesai semester I tahun ini,” ujarnya.

Pokok pembahasan terutama terkait soal belanja modal yang harus dihitung secara teliti dan rasional. Pasca perhitungan belanja modal, pemerintah dan Inpex Corporation, sebagai operator Masela, dilanjutkan pembahasan keekonomian proyek, termasuk opsi pemberian insentif tambahan.

“Makanya kami hitung sekarang, berapa capex yang reasonable. Sebab kalau tidak sesuai standar maka perlu ada insentif,” papar Dwi.
(Sutan S)

Related

Edisi Terakhir Portonews

LEBIH MUDAH DENGAN APLIKASI PORTONEWS :

ADVERTISEMENT
  • Peta Situs
  • Tentang Kami
  • Alamat
  • Redaksi
  • Informasi Iklan dan Berlangganan
  • Pedoman Media Siber
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Info Karir

Copyright © 2020 PORTONEWS

No Result
View All Result
  • Home
  • Ekonomi
    • Keuangan
    • Infrastruktur
    • Transportasi
  • Bisnis
    • Pernik
    • Digital
    • Pariwisata
  • Oil & Chemical Spill
  • Migas & Minerba
  • Peristiwa
    • Internasional
    • Nasional
  • Lingkungan Hidup
  • Profil
  • Galeri
    • Galeri Foto
    • Galeri Video

Copyright © 2020 PORTONEWS

Translate »