Jakarta, Portonews.com – Pengembangan Biodiesel 100% (B100) dari Crude Palm Oil (CPO) merupakan langkah strategis Pemerintah untuk dapat mengurangi ketergantungan pengggunaan bahan bakar fosil dengan mendorong penggunaan bahan bakar nabati, yang pada akhirnya dapat mengurangi ketergantungan terhadap impor Bahan Bakar Minyak (BBM).
Hal tersebut seperti yang dikemukakan oleh Kepala Badan Litbang Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Dadan Kusdiana dalam menjawab keraguan masyarakat akan penerapan B100.
“Masih ada keraguan dari khalayak luas atas penerapan B100 ini mengingat B20 masih dalam tahapan (implementasi), namun pengujian dan riset B100 ini tidak terlalu cepat, pengujian dan penggunaan B100 ini perlu disegerakan,” ujarnya.
Menurut Dadan, uji biodiesel ini bukan semata-mata langsung diujicobakan pada kendaraan, namun telah melewati proses pengujian sebelumnya dengan standar internasional dan standar otomotif serta dikawal berbagai pihak antara lain BPPPT, APROBI, Gaikindo dan Pertamina.
“Segera kita akan mulai uji jalan untuk B30 terlebih dahulu 40.000 km pada kendaraan bermotor,” pungkasnya.
Ke depannya, pengujian konsorsium melibatkan Puslitbangtek Minyak dan Gas Bumi “LEMIGAS”, Badan Litbang Pertanian dan BT2MP-BPPT. Koordinasi dan kerja sama antara Badan Litbang ESDM dengan Balittri Kementerian Pertanian ini diharapkan menjadi katalis penggunaan biodiesel pada kendaraan bermotor di Indonesia.