Jakarta, Portonews.com – Harga minyak dunia mengalami penurunan pada penutupan perdagangan Jumat (31/5/2019) sore waktu New York atau Sabtu pagi WIB. Anjloknya harga minyak terkait ancaman tarif oleh AS terhadap produk Meksiko. Faktor lain adalah meningkatnya kekhawatiran terhadap perdagangan energi dan prospek ekonomi global.
Minyak mentah AS, West Texas Intermediate (WTI), untuk pengiriman Juli turun US$3,09 (5,5 persen) menjadi US$53,50 per barel di New York Mercantile Exchange. WTI sempat mencapai harga US$53,41 per barel, titik terendah sejak 14 Februari 2019.
Minyak mentah Brent untuk pengiriman Juli, turun US$2,38 (3,6 persen) menjadi US$64,49 per barel di London ICE Futures Exchange. Brent sempat menyentuh US$64,37 per barel, terendah sejak 8 Maret 2019.
Minyak AS turun hampir 8,75 persen untuk minggu ini dan harga minyak mentah Brent turun lebih dari 6,0 persen.
Sepanjang Mei, Brent membukukan penurunan 11 persen dan WTI jatuh 16 persen. Angka ini menunjukkan penurunan bulanan terbesar sejak November 2018.
Anjloknya harga minyak terjadi sehari setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan tarif lima persen terhadap produk impor Meksiko. Tarif baru itu akan diberlakukan mulai 10 Juni mendatang. Sanksi ekonomi ini diterapkan untuk memaksa Meksiko menghentikan arus imigran gelap.
Pengeluaran Tambahan
Meksiko adalah salah satu mitra dagang terbesar AS dan pemasok utama minyak mentah. Pengamat ekonomi mengatakan langkah itu dapat menekan perdagangan energi antara kedua negara. Sanksi ini juga akan mengganggu pasokan minyak ke kilang AS yang menggunakan minyak Meksiko.
Operator kilang AS mengimpor sekitar 680.000 barel minyak mentah per hari dari Meksiko. Tarif lima persen dapat menambah pengeluaran mereka sebesar US$2 juta.
Meningkatnya ketegangan perdagangan AS dan Meksiko juga meningkatkan kekhawatiran investor akan perlambatan ekonomi global. Hal dapat memicu menurunnya permintaan energi.
Di pasar ekuitas AS, sektor energi S&P 500 turun 1,62 persen pada penutupan. Angkanya berada di antara kelompok berkinerja terburuk dalam indeks.
Penurunan harga minyak dunia sedikit tertahan oleh upaya pengurangan produksi OPEC. Organisasi negara ekportir minyak ini akan memangkas produksi hingga 1,2 juta barel per hari pada Desember lalu. Pegurangan produksi itu sudah berlaku sejak Januari 2019.
Para pedagang masih menunggu pertemuan OPEC berikutnya. Mereka menantikan keputusan OPEC untuk meneruskan pengurangan produksi atau tidak.