Jakarta, Portonews.com – PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) optimistis reserve margin atau cadangan daya pembangkit di Indonesia akan meningkat menjadi di atas 30 persen pasca sejumlah realisasi megaproyek 35.000 MW beroperasi pada 2022 nanti.
Hal tersebut seperti yang dikemukakan oleh Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Tengah PLN, Amir Rosidin kepada wartawan di Jakarta.
Amir mengungkapkan, sebanyak 57 persen atau pembangkit berkapasitas 20.126 MW sudah konstruksi, 27 persen atau 9.515,1 MW sudah masuk PPA tetapi belum konstruksi, 3 persen atau 1.253 MW masuk pengadaan, dan 3 persen atau 934 MW sudah tahap perencanaan.
“Megaproyek tersebut sebelumnya ditarget rampung pada 2019. Namun, seiring berjalan waktu, realisasi proyek tersebut disesuaikan dengan pertumbuhan ekonomi,” ujarnya.
Menurut Amir, dibanding negara di Asia, cadangan listrik di Indonesia memang masih rendah. Seperti misalnya Singapura yang memiliki cadangan listrik 100 persen dan China yang mendekati 100 persen.
“Adapun saat seluruh pembangkit di sistem Jawa-Bali beroperasi, cadangan listrik sudah sebesar 30 persen. Hanya beberapa wilayah Indonesia yang memiliki pembangkit dengan cadangan di bawah 30 persen,” katanya.
Amir menuturkan, pembangkit tersebut yakni Pembangkitan Sumatera bagian Utara (Kit SBU) dengan reserve margin 18 persen, Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan (SBST) 21 persen, Pembangkitan Lampung 8 persen, sistem kelistrikan interkoneksi Sulut-Go 21 persen, dan sistem kelistrikan Sorong 12 persen.