Jakarta, Portonews.com – Pemerintah Venezuela mencekal presiden bayangan, Juan Guaido, Selasa (29/1/2019). Pemimpin oposisi itu dilarang bepergian dan rekening banknya dibekukan.
Mahkamah Agung Venezuela mengatakan Guaido dapat sewaktu-waktu dipanggil oleh jaksa penuntut. Ancaman ini tampaknya merupakan aksi balas dendam terhadap sanksi AS atas perusahaan minyak Venezuela, PDVSA.
Akibat sanksi AS, PDVSA bakal sulit memenuhi kontraknya dengan pembeli di Amerika Utara. Presiden Nicolas Maduro mengecam sanksi yang disebutnya menyeret Venezuela ke jurang krisis yang lebih dalam.
Ketegangan ini mendorong kenaikan harga minyak global, serta memanaskan hubungan AS dengan Cina dan Rusia. Sejauh ini hanya kedua negara tadi yang mendukung pemerintahan Maduro.
Mahkamah Agung menyetujui permintaan dari Jaksa Agung Tarek Saab untuk membuka penyidikan awal terhadap Guaido. Tuduhan yang dialamatkan kepada politikus berusia 35 tahun itu adalah membantu negara asing mencampuri urusan dalam negeri.
Namun sebagai ketua Majelis Nasional, Guaido memiliki imunitas kecuali ada panggilan dari pengadilan tertinggi. Posisi Guaido di ujung tanduk karena 32 orang hakim anggota Mahkamah Agung setia kepada Maduro dan bergerak cepat untuk membuka penyidikan.
Amerika Serikat dan beberapa negara lain sudah mengakui Guaido sebagai kepala negara Venezuela yang sah. Maduro sendiri baru dilantik untuk periode keduanya pada 10 Januari 2019 setelah memenangi pemilihan umum yang oleh Barat dianggap penuh kecurangan.
Pelantikan Maduro memicu unjuk rasa di seluruh penjuru Venezuela. Lebih dari 40 orang diperkirakan tewas dalam kekerasan bernuansa politik, pekan lalu. Sebanyak 26 orang tewas ditembak pasukan pro-pemerintah. Sebanyak lima orang terbunuh dalam penggerebekan di rumah dan 11 orang lainnya tewas dalam aksi penjarahan. Data tersebut diutarakan juru bicara badan hak asasi manusia PBB, Rubert Colville. Colville juga menyebutkan lebih dari 850 orang ditahan pada 21-26 Januari 2019. Di antara mereka terdapat 77 orang anak. Beberapa di antaranya baru berusia 12 tahun.