Jakarta.Portonews.com– Pemerintah mendorong percepatan pengembangan infrstruktur Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) yang tengah dilaksanakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR). Perpres Nomor 56 Tahun 2018, menjadi dasar Kementerian PUR melaksanakan percepatan infrastruktur KSPN.
Mengacu pada Perpres Nomor 56 Tahun 2018, terdapat 10 KSPN + 2 KSPN (Direktif Presiden), yaitu: Danau Toba, Tanjung Kelayang, Pulau Seribu, Wakatobi, Morotai, Tanjung Lesung, Borobudur, Bromo Tengger-Semeru, Mandalika, Labuhan Bajo plus Mandeh dan Toraja.
Terkait dengan konsep percepatan pembangunan infrastruktur KSPN yang akan menjadi salah satu fokus Pemerintahan Joko Widodo – Ma’ruf Amin, ini haruslah dimbangi faktor pendukung laiannya, salah satunya adalah penyediaan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.
Pengamat pariwisata dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Chusmeru mengatakan SDM unggul akan berperan penting dalam memajukan sektor pariwisata. “Pariwisata adalah industri jasa yang bertumpu pada pelayanan. Oleh sebab itu, kualitas dan kapasitas SDM sektor pariwisata memegang peranan sangat penting,” kata Chusmeru dikutip dari Antaranews.com, Sabtu (31/8).
Pembangunan di bidang pariwisata Indonesia, kata Chusmeru , membutuhkan SDM pariwisata yang unggul agar dapat berkompetisi dengan negara-negara lain yang sudah lebih maju industri pariwisatanya. SDM pariwisata harus dibekali keterampilan dan ilmu pengetahuan pariwisata menyeluruh, mulai dari lembaga pendidikan kepariwisataan maupun bidang industri. “Yaitu, seperti perhotelan, restoran, biro perjalanan, dan pengelola objek wisata harus berpikir futuristik,” kata Chusmeru.
Sementara, 10 + 2 KSPN tersebut diatas yang akan menjadi fokus pemerintahan Joko Widodo Jilid II dalam upayannya menciptakan “Bali Baru” dengan tujuan meningkatakan daya tarik kunjungan wisatawan dalam maupun luar negeri.