Jakarta, Portonews.com – Pemimpin oposisi Venezuela, Juan Guaido, mengundang campur tangan asing dalam konflik politik di negara Amerika Selatan itu. Di hadapan pendukungnya yang berunjuk rasa, Selasa (12/2/2019), Guaido menjanjikan bantan kemanusiaan dari luar negeri masuk pada 23 Februari 2019 mendatang.
Puluhan ribu orang turun ke jalan. Mereka menuntut Presiden Nicolas Maduro memperkenankan masuknya bantuan internasional. Sejak Maduro berkuasa, Venezuela mengalami krisis ekonomi yang parah. Terjadi kekurangan makanan dan obat-obatan di berbagai penjuru negeri itu.
Guaido, yang didukung sejumlah negara Amerika Selatan dan Barat termasuk Amerika Serikat, diakui sebagai pemimpin sah Venezuela. Maduro, yang didukung Rusia dan Cina, memenangi pemilihan umum tahun lalu. Namun banyak pihak yang menuding pemilu tersebut tidak adil.
Untuk menegaskan dukungannya, AS dan Kolombia mengirimkan bantuan kemanusiaan. Iring-iringan kendaraan pembawa bantuan masih tertahan di kota Cucuta, Kolombia, yang berbatasan dengan Venezuela. Perwakilan oposisi Venezuela juga mengatakan pemerintah Brasil juga akan mengirimkan bantuan.
Maduro mengecam pemberian bantuan tersebut. Dia mengatakan bahwa AS berusaha menjatuhkan pemerintahan sosialis yang dipimpinnya. Untuk itu, Maduro tidak mau membiarkan bantuan asing masuk. Menurut dia, jika AS ingin meringankan beban rakyat Venezuela, yang harus dilakukan adalah mencabut sanksi ekonomi.
Sementara itu, Guaido mengatakan bahwa dia memberi “perintah langsung” kepada angkatan bersenjata untuk memperkenankan masuknya bantuan asing. Sejauh ini tidak ada tanda-tanda militer mematuhi permintaan tersebut. Tentara Venezuela tampak masih setia terhadap Maduro.
“Kawal terus konstitusi, tapi kalian juga harus membela kemanusiaan,”kata Guaido dalam pesannya kepada militer Venezuela seperti dikutip kantor berita Reuters, Rabu (13/2/2019).
“Tanggal 23 Februari adalah saatnya bantuan asing diperkenankan masuk ke Venezuela. Jadi mulai hari ini kita harus mempersiapkan diri,” ujarnya.
Di tempat terpisah, Maduro membantah terjadinya krisis kemanusiaan. Dia juga menegaskan bahwa Venezuela bukan bangsa pengemis. Pernyataan tersebut disampaikannya dalam unjuk rasa lain di Caracas.