Timika Papua.Portonews.com – Kemerdekaan bukanlah hadiah dari bangsa penjajah, akan tetapi Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) diperoleh dari hasil perjuangan para pahlawan serta anugrah Tuahan Yang Maha Esa. Oleh karena itu, kemerdekaan ini patut disyukuri dan dipertahankan dengan cara mengisinya dengan berbagai pembangunan sebagai wujud meneruskan cita-cita perjuangan para pahlawan.
Demikian dikatakan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan pada Peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke-74 di lokasi pertambangan emas Freeport Timika, Papua, Sabtu (17/8) kemarin.
Dalam rangka mengisi pembangunan tersebut, Kementerian ESDM memfokuskan di bidang pembangunan energi melalui pengutamaan perluasan akses terhadap energi dan menjaga harga energi yang terjangkau untuk kesejahteraan rakyat sebagai wujud nayata dalam mengisi kemerdekaan.
“Sebagai contoh, Kementerian ESDM membangun infrastruktur yang berhubungan lansung dengan kebutuhan rakyat. Oleh karennya, sebagian besar anggaran Kementerian ESDM dialokasikan untuk belanja infrastruktur rakyat seperti Jaringan Gas Kota, dan Konverter Kit LPG untuk Nelayan,” kata Ignasius Jonan.
Disamping itu, Jonan melanjutan, anggaran Kementerian ESDM dibelajakan untuk Lampu Tenaga Surya Hemat Energi, Sumur Bor untuk Daerah Sulit Air. Sementara, subsidi energi empat tahun terakhir dialihkan untuk belanja pada sektor yang lebih produktif.
Pada kesenpatan itu, Menteri ESDM juga menyampaikan pencapaian hasil dari Sub Sektor Mineral dan Batubara. Menurtnya, Pemerintah Indonesia telah resmi kuasai mayoritas saham Freeport ditandai dengan terbitnya Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) pada tanggal 21 Desember 2018. Disisi lain, program hilirisasi telah terwujud ditandai dengan penegembangan fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral (smelter) dalam rangka hilirisasi untuk kemakmuran rakyat.
Sementara, keberhasilan di Sub Sektor Ketenagalistrikan dan Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), kata Jonan, ditandai dengan tercapainya rasio elektrifikasi hingga semester I 2019 telah mencapai 98,81% dan akan terus ditingkatkan menjadi 99% hingga akhir tahun 2019.
Pembagian Lampu Tenaga Surya Hemat Energi untuk rumah tidak berlistrik serta Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya (PJUTS) sebagai salah satu upaya dalam meningkatkan rasio elektrifikasi pada daerah yang belum dilayani PLN.
Pengembangan Biofuel melalui Program mandatori BBN Jenis biodiesel sebagai campuran BBM Jenis Minyak Solar pada sektor PSO, Non-PSO, Industri dan Komersial, serta Pembangkit Listrik pada tahun 2018 telah berhasil menghemat devisa sebesar US$1,88 Miliar (Rp26,51 Triliun) dari pengurangan impor BBM.
Jonan juga bicara Sub Sektor Minyak dan Gas Bumi. Menurutnya, program BBM 1 Harga, hingga saat ini sejumlah 165 titik telah beroperasi di seluruh wilayah NKRI (target hingga akhir 2019 sejumlah 170 titik).
Konverter kit untuk nelayan dan petani, kata Jonan, telah terealisasi 25.000 unit konverter kit untuk nelayan pada 2018 dan ditargetkan penambahan 13.305 unit untuk nelayan dan 1.000 unit untuk petani pada 2019.
Jaringan Gas Kota, untuk memberikan akses energi seluasluasnya bagi masyarakat hingga tahun 2018 telah tersambung 463.440 Sambungan Rumah (SR) dan ditingkatkan menjadi 541.656 SR di akhir tahun 2019.
Untuk menjaga produksi minyak dan gas bumi serta peningkatan peran nasional dalam pengelolaan migas oleh nasional, kata Jonan, pemerintah telah mengambil berbagai langkah strategis, antara lain alih kelola blok migas seperti Blok Mahakam (Blok gas terbesar) dan Blok Rokan (Blok minyak terbesar) ke PT Pertamina.
“Disamping itu, pengembangan proyek migas strategis, seperti Jangkrik dan Jambaran Tiung Biru, serta keputusan pengembangan Blok Masela, ini bagian dari langkah strategis pemerintah,” kata Menteri ESDM.
Jonan mengakui, dalam perjalanan mengisi kemerdekaan di sektor energi dan sumber daya mineral, Kementerian ESDM dihadapkan pada berbagai tantangan untuk mewujudkan semangat pasal 33 UUD’45 yaitu “sumber daya alam untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat”.
Dari berbagai tantangan tersebut, kata Jonan, antara lain eksplorasi dan produksi migas. Upaya untuk peningkatan penemuan cadangan baru dan reserve replacement rate ratio, masih terkendala keterbatasan infrastruktur. “Belum bergairahnya hilirisasi pertambangan dan belum optimalnya pemanfaatan energi baru terbarukan, merupakan bagian tantangan itu,” kata Ignasius Jonan.
Menteri ESDM mengakhiri sambutannya dengan memaparkan peran yang besar Kementerian ESDM untuk pendapatan nasional. Menurtnya, pada 2018 sektor ESDM menyumbangkan 53,5% PNBP Nasional. Pada tahun 2018, realisasi PNBP Sektor ESDM mencapai 181% (Rp217,8 Triliun) dari target APBN sebesar Rp120,5 Triliun. Sektor ESDM juga meningkatkan investasi nasional sebesar US$32,3 miliar pada 2018, dimana sebelumnya US$27,5 miliar pada 2017.