Jakarta, Portonews.com – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, menjelaskan, Program jangka Panjang yang akan ditempuh diantaranya adalah menuntaskan program percepatan 35.000 Megawatt (MW) yang, saat ini masih terkesan berjalan lamban.
Ketika berada di Sentul International Convention Center (SICC), Kabupaten Bogor, Jawa Barat, waktu lalu, Menteri Arifin Tasrif, mengikrarkan bahwa ia akan menuntaskan program 35.000 MW pada akhir tahun 2023 atau awal tahun 2024.
“Dalam kurun waktu tiga tahun ke depan, program 35 ribu MW akan terselesaikan,” kata Arifin Tasrif.
Arifin Tasrif menyinggung pemanfaatan sumber Energi Baru Terbarukan (EBT) yang diperkirakan memiliki potensi 400 Giga Watt (GW) utuk dipergunakan memenuhi kebutuhan pasokan listrik. “Kita prioritaskan untuk memanfaatkan sumber-sumber EBT. Apalagi Indonesia sangat banyak memiliki sumber, ini kalau dihitung berdasarkan datanya bisa mencapai 400 GW,” paparnya.
Arifin mengharapkan, EBT mampu menghasilkan energi bersih yang ramah lingkungan. “Kita tidak tergantung lagi pada energi fosil dan (EBT) menghasilkan emisi yang bersih yang akan mendukung kesehatan penduduk indonesia sehingga masyarakat tumbuh berkembang cerdas ke depan,” katanya.
Pada kesempatan itu Arifin juga menyinggung pemanfaatan biodiesel, menurutnya, bermanfaat memberi dampak perekonomian besar bagi pengusaha perkebunan kelapa sawit kecil, disamping sebagai energi bahan bakar rendah emisi. “Apa yang kita lakukan terhadap biofuel adalah untuk mengurangi emisi,” ungkap Arifin.
Sementara, langka lain yang jadi fokus Arifin adalah pembangunan transmisi listrik dan gas. Menurutnya, Kementerian ESDM akan segera menyelesaikan pembangunan transmisi listrik dan gas di Sumatera dan Kalimantan. “Saya harap keberadaan energi ini mendukung sektor pariwisata. Tanpa energi mungkin agak sulit mengembangkan pariwisata,” kata Arifin Tasrif.
Domestic Market Obligation (DMO) Batubara juga tak luput dari perhatian Menteri ESDM. “Kami perkirakan dalam 5 tahun ke depan DMO batubara akan meningkat karena kebutuhannya meningkat. Ini dilakukan dari skala besar dan skala kecil,” ujar Arifin.