Jakarta.Portonews.com – Menjelang pelaksanaan Pertemuan Tingkat Menteri Forum Archipelagic and Island States (Negara Kepulauan dan Negara Pulau) di Manado, Sulawesi Utara, tanggal 1 November 2019 mendatang, Menko Maritim Luhut Pandjaitan mengundang 10 duta besar (Dubes) dan perwakilan negara sahabat di Jakarta, pada Hari Jumat (18-10-2019). Tujuan pertemuan tersebut adalah untuk membahas pelaksanaan pertemuan tingkat menteri dan Startup Business Summit (SBS) 2019.
“Pemerintah Indonesia sangat berkomitmen terhadap penanganan sampah plastik laut, salah satunya dengan menangani pencemaran Sungai Citarum, dan anda semua kami undang untuk melihat secara langsung bagaimana kami menangani disana setelah pelaksanaan Ministerial Meeting AIS,” ujar Menko Luhut dalam acara working breakfast bersama dengan para Dubes.
Hal tersebut, menurut dia adalah salah satu bentuk nyata upaya pemerintah Indonesia untuk menangani pencemaran laut dari sampah plastik. “Penanganan sampah plastik laut adalah salah satu dari empat area utama yang akan dibahas dalam pertemuan tingkat menteri dan Senior Official Meeting selain _Blue Economy, Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim, serta tata kelola kemaritiman yang baik,” lanjut Menko Luhut.
Ajakan Menko Luhut agar para Duta Besar negara sahabat yang tergabung dalam forum AIS untuk melihat secara langsung penanganan pencemaran Sungai Citarum tersebut, merupaka tanggapan atas komitmen Inggris yang diungkapkan oleh Dubes Inggris HE. Owen Jenkins. “Kami mengusulkan agar Pendidikan Kemaritiman juga dimasukkan dalam pembahasan di tingkat menteri forum AIS 2019 serta kami juga siap untuk membantu melakukan penanganan pencemaran laut dan blue economy,” ujarnya disela-sela pertemuan working breakfast.
Selain Dubes Inggris, dalam pertemuan tersebut, hadir pula Duta Besar dari negara Timor-Leste, Bahrain, Kepulauan Solomon, Guineau Bissau, perwakilan dari Jepang, Singapura, Fiji, Srilangka, Irlandia, Kepala Bappeda Sulawesi Utara serta Sophie Kemkhadze, Deputi Perwakilan UNDP (United Nations Development Program) untuk Indonesia.
Lebih jauh, Menko Luhut menyebutkan bahwa semua negara kepulauan dan negara pulau memiliki tantangan yang sama. “Dalam hal ini saya ingin menekankan bahwa tantangan yang kita hadapi bersama-sama membutuhkan solusi yang cerdas dan inovatif,” tukasnya.
Oleh karena itu, Menko Luhut melanjutkan, dalam AIS SBS, Pemerintah Indonesia ingin mempertemukan lembaga pemerintah, pengusaha, aktivis lingkungan, akademisi dan komunitas digital untuk bekerja sama dalam mencari solusi untuk penanganan sampah plastik laut, adaptasi dan mitigasi perubahan iklim serta kerja sama blue ocean dan tata kelola kelautan yang baik.
Dalam kesempatan yang sama, Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim Kemenko Bidang Kemaritiman Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan bahwa telah ada 14 negara yang mengkonfirmasi kehadiran menteri mereka dalam pertemuan tingkat menteri Forum AIS.
“Selain itu, pada tanggal 30 Oktober hingga tanggal 1 November akan digelar Pameran Inovasi dan Bisnis. Kami sediakan 92 booth gratis untuk display potensi ekowisata serta bisnis anda disana,” katanya.
Kepada para Dubes yang hadir, Deputi Purbaya menyebutkan bahwa pihaknya dan Sekretariat AIS menargetkan ada 5000 peserta yang bakal menghadiri AIS SBS dan konferensi ekowisata yang akan diselenggarakan di kawasan Megamas Manado.