Jakarta, Portonews.com – Jajak pendapat “Prioritas Kebijakan Energi Indonesia dan Kandidat Menteri ESDM” yang dibuat oleh Institute for Essential Services Reform (IESR) menunjukkan adanya ketidakpuasan masyarakat terhadap kinerja Kementerian Energi Sumber Daya Mineral.
Mayoritas responden menyatakan tidak puas (51,3%) terhadap prioritas pemerintah di sektor energi. Menariknya lagi, belum ada sosok yang diyakini memiliki visi jangka panjang dan kemampuan untuk mengelola sektor energi di Indonesia.
Suara responden dalam mengusulkan nama calon Menteri ESDM periode 2019-2024 tersebar pada 28 nama yang diusulkan. Mayoritas responden juga mengusulkan 10 nama selain menteri dan wakil menteri ESDM petahana. Jadi, keseluruhan ada 38 nama. Namun, tidak ada satu nama calon yang unggul secara mencolok dibanding nama-nama lain.
“Tiga kandidat ada Ignasius Jonan, Arcandra Tahar, dan Widhyawan Prawiratmadja. Range suara mereka hanya selisih satu saja tapi tidak sampai 10% juga. Ini menunjukkan tidak dominan, karena lebih dari separuh responden itu tidak puas dengan kinerja Kementerian ESDM,” kata Direktur Eksekutif IESR, Fabby Tumiwa, kepada PORTONEWS, melalui sambungan telepon beberapa waktu lalu.
Ia menambahkan, kalau kinerja mereka baik, tentunya akan banyak yang memilih. Sementara itu, lebih dari separuh mungkin 30% dari nama yang terdapat di list dipandang publik sama baiknya untuk jadi kandidat Menteri ESDM.
Bahkan, dari 152 suara, Arcandra Tahar meraih suara 9,2%, Ignasius Jonan dengan suara 8,6%, dan Widhyawan Prawiratmadja mendapat suara 7,9%.
Selain kinerja Kementerian ESDM dan sosok calon Menteri ESDM, Fammy menjelaskan, ada lima isu besar lagi yang disorot oleh masyarakat, antara lain fokus pada energi terbarukan untuk mencapai target yang 23% sesuai dengan RUEN. Kemudian perbaikan tata kelola, iklim investasi, di sektor energi termasuk ada juga reformasi PLN. Dan, tidak kalah penting adalah pengurangan emisi gas rumah kaca.
“Energi terbarukan, perbaikan tata kelola dan iklim investasi sektor energi menurut publik perlu menjadi prioritas dalam kabinet berikutnya,” ujar Fammy.
Poling dilakukan pada bulan April dan akan dilanjutkan lagi pada Juni 2019. Selain itu, untuk kriteria responden lebih terbuka, terdiri dari profesional sekitar 32%, pelaku usaha 13%, sisanya masyarakat umum. Mayoritas responden berasal dari kalangan usia dewasa, yaitu 30 – 40 tahun dan di atas 50 tahun.