Ketidakstabilan signal ini sudah dirasakan lama dan dirasakan parah dalam kurun waktu 1-2 tahun ini.
“Bapak baru satu jam saja di Anambas sudah merasakan sulit signal. Kami bertahun-tahun sudah merasakan sulit signal,” ucap Zuis Devita,penduduk asli Anambas saat jumpa Portonews.com di Pelabuhan Tarempa saat mau berlayar ke Jemaja di Kabupaten Kepulauan Anambas,Provinsi Kepulaun Riau,Selasa (18/7/2019).
Lain lagi cerita Mukhtar,nelayan dan pembuat pangan dari Ikan Bilis (Ikan Teri) di Sentra Produksi Bilis di Desa Piabung,Kecamatan Palmatak,Kabupaten Kepulauan Anambas mengeluh sulitnya mempromosikan produknya di media sosial (Facabook,Instagram,maupun Twitter). Ini akibat sulit dapat koneksi internet.
“Tadinya kami berminat promosi produk UMKM binaan Medco EP Natuna ini bisa dipasarkan di medsos. Sayang signal internet tak ada,”ucap.Mukhtar dengan logat Melayu Pesisir.
Buat Cici Rosmayana,Mahasiswi Semester VI Sekolah Tinggi Ilmu Politik Tanjung Pinang,Kepulauan Riau mengeluh saat berkunjung ke Festival Padang Melang di Pulau Jemaja, sulit mendapatkan signal handphone baik 3G maupun 4G bahkan WIFI.
“Sangat-sangat susah signal handphone di Jemaja ini,” ketus Cici dijumpai Portonews di Jemaja,Kamis (18/7/2019).