Jakarta.Portonews.com-Inpex Masela Limited,perusahaan migas asal Jepang selaku operator blok Masela di Laut Arafuru,sangat optimis pembeli gas akan datang ketika mengetahui Front Engineering End Design (FEED) dimulai di Lapangan Abadi.
Inpex menargetkan di tahun 2020 sudah mengetahui potensi pembeli gas dari Lapangan Abadi di blok Masela. Ini berbarengan ketika pembeli gas tahu FEED ssedang jalan.
“Kita belum dapat pembeli karena FEED nya baru akan jalan, biasanya kalo Feed sudah jalan, pembeli akan datang.Target akhir 2020 sdh tau sebagian pembeli,” tulis Vice President Corporate Services Nico Muhyidin lewat jejaring pribadi ke Portonews.com,Rabu (4/9/2019).
Dihubungi Portonews.com dari kejauhan, Deputi Keuangan dan Monetisasi SKK Migas Arief Setiawan Handoko menuliskan sebuah pesan bahwa pihaknya masih memerlukan waktu guna mencari pembeli gas Lapangan Abadi Blok Masela.
“Kami (SKK Migas) masihperlu waktu , sat ini kita sedang me-list potential buyers baik domestik maupun luar negeri,” tutur Arief
Sejarah Masela
INPEX mengakuisisi 100% saham di Blok Masela pada November 1998 melalui penawaran terbuka yang dilakukan oleh otoritas pemerintah Indonesia dan kemudian pergi tentang kegiatan eksplorasi sebagai operator, menemukan Lapangan Gas Abadi melalui sumur eksplorasi pertama yang dibor pada tahun 2000. Perusahaan kemudian melakukan pemboran. mengebor dua sumur appraisal pada tahun 2002 dan empat pada tahun 2007–2008, yang semuanya mengkonfirmasi keberadaan reservoir gas dan kondensat.
Pada bulan Desember 2010, pihak berwenang menyetujui rencana awal pengembangan (POD-1) menggelar pabrik LNG terapung (FLNG) dengan kapasitas pemrosesan tahunan 2,5 juta ton, dan dari November 2012 hingga November 2014, INPEX melakukan SURF (bawah laut, umbilical) , riser dan flowline) dan pekerjaan FLNG FEED.
INPEX mengebor tiga sumur appraisal lagi pada 2013 dan 2014 dengan tujuan memperluas volume cadangan yang dapat dipulihkan, membenarkan volume cadangan gas alam yang lebih besar yang disertifikasi oleh pihak berwenang.
Setelah merevisi studi pemilihan konsepnya untuk memperhitungkan peningkatan volume cadangan ini, INPEX memutuskan akan optimal untuk memusatkan pengembangan pada FLNG skala besar. Perusahaan mengajukan rencana revisi untuk pengembangan berdasarkan pabrik FLNG dengan kapasitas pemrosesan LNG tahunan sebesar 7,5 juta ton kepada pihak berwenang pada bulan September 2015. Namun, pada bulan April 2016, Perusahaan menerima pemberitahuan dari pihak berwenang yang memerintahkannya untuk mengembalikan mengusulkan rencana pengembangan berdasarkan pada LNG darat. Perusahaan kemudian mengadakan diskusi konstruktif dengan pihak berwenang, termasuk dalam hal mengamankan efisiensi ekonomi, dan melakukan pekerjaan Pra-FEED berdasarkan skema pengembangan LNG darat dengan kapasitas produksi LNG tahunan sebesar 9,5 juta ton dari Maret hingga Oktober 2018. Saat ini, INPEX sedang dalam diskusi dengan pihak berwenang di POD.
Pihak berwenang mengakui Proyek LNG Abadi sebagai Proyek Strategis Nasional pada Juni 2017. Proyek ini juga diberi status Proyek Infrastruktur Prioritas pada September 2017, terus meningkatkan harapan untuk percepatan dalam berbagai proses perizinan.