Jakarta.Portonews.com – Isu perlambatan ekonomi global yang terjadi saat ini, menjadi konsentrasi pengamat ekonomi dan keuangan, Anton Gunawan. Menurutnya, tren perlambatan global tersebut menyebabkan tugas domestik banyak yang harus dibenahi.
Anton Gunawan mengatakan, pertumbuhan ekonomi sebesar 6,9 persen masih cukup menantang. Hanya saja, kata dia, tugas domestik seperti defisit transaksi berjalan masih perlu dibenahi Pemerintah.
“Bisa tumbuh 5 persen itu cukup bagus, cuman 2045 forecast atau asumsinya harus 6,9 persen cukup tinggi, berat. Saat ini kita menghadapi tekanan current account deficit (CAD),” kata Anton Gunawan di Jakarta, Kamis (12/9).
Menurutnya, di tengah tren pelambatan global, Indonesia sudah diprediksi akan menjadi salah satu negara dengan perekonomian terbesar pada tahun 2045. Akan tetapi untuk merealisasikan itu, perekonomian Indonesia harus tumbuh stabil di kisaran 6,9 persen.
Dia mengatakan, ekspor-impor barang dan jasa yang terus-menerus deficit, ini sebenarnya relatif wajar terhadap negara berkembang. “Akan tetapi investasi ini kunci untuk mengatasi defisit termasuk mendorong pertumbuhan ekonomi,” kanta Anton.
Pemerintah selama ini hanya berfokus pada restriksi terutama dari sisi menurunkan impor. Padahal, sisi lain seperti saving dan investment tidak kalah pentingnya untuk mengkerek produktivitas dan mengatasi CAD.
“Investasi kelihatanya besar tapi ICOR-nya kurang efisien. Bukan hanya dorong ekspor-turunkan impor. Tetapi kembali bagaimana involvement kita towards value chain ini penting kepada global. The thing is how we make investment more efisien,” pungkasnya.