Jakarta,Portonews.com-Deputi Keuangan dan Monetisasi SKK Migas Arief Setiawan Handoko menegaskan ada 2 faktor penting untuk perpanjangan kontrak penjualan gas alam cair (liquefied natural gas) ke Western Buyers Extension (WBX/pembeli tradisional LNG Indonesia dari kawasan Jepang Barat) yang akan habis di 2020.
Ke dua faktor yang penting untuk perpanjangan WBX yang akan habis di 2020:
1. Kepastian produksi mahakam PSC karena sampai saat ini profil produksi yang belum pasti,
2. Kepastian WBX untuk memperpanjang kontrak. Tetapi dengan volume perpanjangan hanya sebesar Up To 1 MTPA

DEPUTI KEUANGAN DAN MONETISASI
“Saat ini masih berjalan negosiasi harga untuk perpanjangan kontrak WBX dengan volume Up To 1 MTPA. Apabila menjelang kontrak habis tidak tercapai kesepakatan dengan WBX untuk memperpanjang kontrak, maka akan dilakukan penjualan mid term (open tender) ke pembeli lainnya baik domestik maupun export.
– Jadi volume yang diperpanjang itu turun dari volume kontrak existing (kontrak existing sebesar 2 MTPA)
– Karena volume Mahakam PSC yang terus menurun,” papar Arief kepada Portonews.com,Rabu (30/10/2019)
Ekaputra 1 LNG
Kontrak WBX dipastikan berakhir di 2020. Pemasok LNG untuk WBX adalah dari Kilang LNG Bontang. Proyek LNG Badak dimulai ketika Huffco (sekarang VICO Indonesia), sebuah perusahaan kontraktor migas dengan PSC pada Pertamina, berhasil menemukan cadangan gas alam raksasa di lapangan Muara Badak Kalimantan Timur pada Februari 1972, setelah sebelumnya ditemukannya juga cadangan gas alam raksasa serupa di lapangan Arun,Aceh oleh ExxonMobil Indonesia.
Saat itu bisnis LNG belum banyak dikenal dan hanya ada empat kilang LNG di seluruh dunia dengan pengalaman 3-4 tahun pengoperasian. Walau tanpa pengalaman sebelumnya di bidang LNG,Pertamin dan Huffco Inc., bersepakat untuk mengembangkan proyek LNG yang dapat mengekspor alam berbentuk cair dalam jumlah besar. Pertamina,Mobil Oil dan Huffco Inc. berusaha menjual proyek kepada dua konsumen LNG potensial, penyandang dana potensial, dan mitra potensial di seluruh dunia. Upaya tersebut akhirnya membuahkan hasil dengan disepakatinya kontrak penjualan LNG terhadap lima perusahaan Jepang: Chubu Eletric Co.,Kansai Electric Power Co., Kyushu Electric Power., Nippon Steel Corp,dan Osaka Gas Co. Ltd, pada tanggal 5 Desember 1973 yang dikenal dengan “The 1973 Contract”.
Portonews menelusuri jejak WBX ini dan mendapatkan hasil bahwa tanker pengangkut LNG ke WBX oleh Pertamina memakai moda tanker milik PT Humpuss Intermoda Transportation Tbk (HITS). Transportasi LNG Humpuss menggunakan kapal Ekaputra 1 dengan panjang 290 meter dan ukuran 137000 m3. Tanker Ekaputra 1 ini dibangun oleh Mitsubishi Heavy Industries Ltd di Nagasaki,Jepang dan telah charter sejak 10 Januari 1990.
Mengutip company profile HITS disebutkan Ekaputra 1 LNG mengangkut LNG dari Kilang Bontang,di Kalimantan Timur ke Jepang untuk memenuhi kontrak WBX,hingga 2020.