Jakarta, Portonews.com – Direktorat Jenderal Perhubungan Udara terus melakukan pemantauan terkait kerusuhan yang terjadi di Bandar Udara Domine Eduard Osok (DEO) Sorong, Papua, dengan terus melakukan koordinasi dengan Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah IX dan Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) DEO Sorong.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Polana B. Pramesti, menjelaskan saat ini kondisi Bandar Udara DEO Sorong sudah dapat dikendalikan.
“Petugas gabungan telah melakukan langkah cepat dengan melakukan pengamanan dan pengendalian di Bandar Udara DEO Sorong, meski sebelumnya sekelompok massa sempat memasuki wilayah parkir kendaraan dan merusak fasilitas terminal,” jelas Polana.
Polana mengimbau kepada seluruh Unit Penyelenggara Bandar Udara dan Otoritas Bandar Udara (OBU) untuk terus meningkatkan pengawasan keamanan di lingkungan bandar udara dengan terus melakukan koordinasi dengan TNI/Polri.
“Diimbau kepada Seluruh petugas bandara wajib memastikan keamanan dan keselamatan bandar udara dan penumpang, serta terus berkoordinasi dengan aparat keamanan,” tegas Polana.
Adapun kronologis kerusuhan yang terjadi di Bandar Udara DEO Sorong, pada pukul 15.05 WIT, sekelompok massa datang ke area parkir bandar udara dan merusak sejumlah kendaraan yang terparkir serta merusak beberapa fasilitas di bandara. Aparat keamanan dan petugas bandara berhasil mengamankan dan mengendalikan situasi menjadi kondusif.
Pada pukul 16.06 WIT, Maskapai Sriwijaya Rute Sorong-Makassar telah memberangkatkan penumpang menuju Makassar. Beberapa pesawat, dengan pertimbangan keamanan dan keselamatan, penerbangan menuju Sorong ditunda untuk sementara.
Polana menambahkan, dengan situasi bandara yang telah kondusif, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara menyampaikan rasa terima kasih kepada Pemerintah Daerah dan Aparat Keamanan TNI/Polri di wilayah Papua dan Papua Barat yang sigap dalam mengendalikan situasi.
Diketahui, terjadi kerusuhan di kawasan Bandara Domine Eduard Osok Sorong, Papua. Massa masuk ke kawasan bandara dan melempar sejumlah fasilitas yang ada meski sempat dihadang aparat kepolisian setempat dengan tembakan peringatan.
Menurut Yunus warga jalan kilometer delapan Kota Sorong bahwa aksi ini merupakan bentuk kekecewaan masyarakat Papua terhadap insiden pengepungan asrama mahasiswa Papua di Surabaya tersebut.