PORTONEWS
Advertisement
  • Home
  • Ekonomi
    • Keuangan
    • Infrastruktur
    • Transportasi
  • Bisnis
    • Pernik
    • Digital
    • Pariwisata
  • Oil & Chemical Spill
  • Migas & Minerba
  • Peristiwa
    • Internasional
    • Nasional
  • Lingkungan Hidup
  • Profil
  • Galeri
    • Galeri Foto
    • Galeri Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Ekonomi
    • Keuangan
    • Infrastruktur
    • Transportasi
  • Bisnis
    • Pernik
    • Digital
    • Pariwisata
  • Oil & Chemical Spill
  • Migas & Minerba
  • Peristiwa
    • Internasional
    • Nasional
  • Lingkungan Hidup
  • Profil
  • Galeri
    • Galeri Foto
    • Galeri Video
No Result
View All Result
PORTONEWS
No Result
View All Result
Home Laporan Utama

BUMN Indonesia Loyo?

by Sofyan Badrie
Rabu, 13 Maret 2019 11:43
BUMN Indonesia Loyo?
5.054

Jakarta, Portonews.com – Dalam tren pemberitaan kinerja Badan Usaha Milik Negara (BUMN) belakangan dianggap lembek, loyo, punya utang menumpuk dan diklaim mematikan usaha sektor swasta.

Menurut managing Director Lembaga Management (LM) FEB Universitas Indonesia, Toto Pranoto, performa 20 BUMN Indonesia yang sudah listed atau menjadi perusahaan terbuka (BUMN Tbk.) mampu menopang pertumbuhan revenue dan total aset yang cukup bersaing dibandingkan BUMN di Malaysia dan Singapura.

Pertumbuhan aset BUMN pada 2018 (Rp 8.092 triliun) tumbuh 12,23 persen dibanding tahun 2017 (Rp 7.210 triliun). Sementara dibandingkan periode 2015 (Rp 5.760 triliun), maka terjadi lonjakan aset hingga Rp 40,48 persen. Potret lain mengenai kinerja operasional BUMN secara agregat cukup memuaskan dilihat dari pertumbuhan ekuitas 2018 (Rp 2.479 triliun) sebesar 4,16 persen dibanding tahun 2017 (Rp 2.380 triliun) dan tumbuh 24,51 persen dibanding tahun 2015 (Rp 1.991 triliun).

Pertumbuhan laba tahun 2018 (Rp 188 triliun) tumbuh 1,08 persen dibanding tahun 2017 (Rp 186 triliun), dan tumbuh 25,23 persen dibanding tahun 2015 (Rp 150 triliun). Kontribusi BUMN terhadap negara pada tahun 2018 (Rp 422 triliun) dalam bentuk pajak, deviden dan PNPB lain tumbuh 19,21 persen  dibanding tahun 2017 (Rp 34 triliun), dan tumbuh 39,27 persen dibanding tahun 2015 (Rp 303 triliun).

“Data kinerja perusahaan pelat merah yang dirilis Kementerian BUMN beberapa waktu lalu tersebut menunjukkan daya saing tersendiri jika dibandingkan terhadap BUMN di Malaysia dan Singapura,” kata Toto pada sejumlah media, Rabu (13/3/2019) di Jakarta.

Dia juga menyatakan bahwa sepanjang tahun 2018 untuk pertama kalinya dalam sejarah sejak reformasi 1998, BUMN Indonesia unggul dibandingkan BUMN Malaysia. “Kinerja Khazanah atau BUMN Malaysia di tahun 2018 justru mengalami penurunan dimana pada tahun tersebut untuk pertama kalinya rugi RM6,3 miliar atau sekitar USD 1,5 miliar atau dalam rupiah berarti rugi Rp 21 triliun,” kata Toto.

Jika mengacu pada capaian kinerja Temasek,  lanjut Toto, kinerja BUMN  Singapura sepanjang tahun lalu relatif stabil dan bisnisnya terus meningkat.

“Kunci keberhasilan Temasek antara lain dipengaruhi portofolio yang sangat terdiversifikasi di seluruh dunia; adanya otonomi penuh pada model management investment holding; dan sudah memiliki talent management yang baik,” katanya.

Lebih jauh Toto menyatakan, keterpurukan Khazanah sepanjang 2018 justru membuat pemerintah Malaysia sejak awal tahun 2019 mulai melirik pengembangan BUMN seperti yang telah dilakukan di Indonesia. Dalam kajian LM FEB UI perubahan management Khazanah terlihat pada aspek yang fundamental yakni pembedaan BUMN secara tegas antara sisi komersial dan pelayanan publik atau public service  obligation (PSO).

“BUMN kita bertahan dengan model pengembangan sisi komersial dan non profit oriented dalam pembangunan dan pelayanan publik maupun sebagai pioneering pada sektor tertentu. Ini menunjukkan sistem pengembangan BUMN perlu menyesuaikan dengan natural condition bisnis di suatu negara,” katanya.

Walaupun demikian, lanjut Toto, BUMN Indonesia tidak perlu khawatir melakukan improvement pada model bisnis yang dilakukan Temasek di Singapura. Tantangan BUMN Indonesia justru terletak pada seberapa kuat beradaptasi dengan model bisnis yang menekankan pada penempatan profesional pada pimpinan puncak BUMN; imprpvement pada otonomi manajement; meningkatkan transparansi melalui listed di bursa; dan membangun paradigma portofolio. (Sofyan Badrie)

Related

Edisi Terakhir Portonews

LEBIH MUDAH DENGAN APLIKASI PORTONEWS :

ADVERTISEMENT
  • Peta Situs
  • Tentang Kami
  • Alamat
  • Redaksi
  • Informasi Iklan dan Berlangganan
  • Pedoman Media Siber
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Info Karir

Copyright © 2020 PORTONEWS

No Result
View All Result
  • Home
  • Ekonomi
    • Keuangan
    • Infrastruktur
    • Transportasi
  • Bisnis
    • Pernik
    • Digital
    • Pariwisata
  • Oil & Chemical Spill
  • Migas & Minerba
  • Peristiwa
    • Internasional
    • Nasional
  • Lingkungan Hidup
  • Profil
  • Galeri
    • Galeri Foto
    • Galeri Video

Copyright © 2020 PORTONEWS

Translate »