Jakarta, Portonews.com – Teknologi menjadi salah satu kunci penunjang peningkatan produksi minyak dan gas (migas). Tanpa didukung teknologi yang memadai, jangan harap produktifitas dan efisiensi dapat diraih. Karena itu, Baker Hughes (BHGE), GE company memberi solusi alternatifnya.
Alternarif solusi inilah yang sedang dipamerkan BHGE pada IPA Convex 2019. Untuk pertama kalinya di Indonesia, BHGE meluncurkan mata bor adaptif TerrAdapt, mata bor dengan umur yang lebih panjang Dynamus dan Fast Track Prism untuk menganalisa fluida dan pengambilan sampel pengeboran.
Tiga peralatan khusus pengeboran ini dikembangkan dengan menggabungkan teknologi digital dengan teknik manufaktur canggih untuk mengurangi risiko dan memberikan solusi yang lebih efisien, lebih produktif, dan lebih dapat diprediksi.
Iwan Chandra, Presiden BHGE Indonesia mengatakan bahwa produktivitas dan efisiensi adalah tantangan industri minyak dan gas saat ini, baik untuk proyek onshore maupun offshore.
“Hal ini mengurangi waktu non-produktif secara berkelanjutan, biaya per barel yang lebih rendah, serta recovery rate yang lebih tinggi,” ucapnya di booth BHGE pada gelaran IPA Convex 2019 di JCC, Jakarta, Kamis (5/9/2019).
Iwan mengingatkan, bagi industri minyak saat ini sangat penting untuk melakukan penghematan biaya baik dalam tahapan eksplorasi maupun produksi. Ditegaskan olehnya, penghematan tersebut harus konsisten dilakukan terlepas dari naik turunnya harga minyak dunia dari waktu ke waktu.