Jakarta, Portonews.com – Teknologi nuklir diyakini mampu berkontribusi pada kemajuan bangsa. Pada sisi apa saja yang bakal dicover nuklir selain energi?
“Pengembangan iptek nuklir diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi kemajuan bangsa,” kata Anhar Riza Antariksawan, Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) pada pers, seusai dilantik oleh Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir di Auditorium BATAN pada Jumat (28/6/2019) di Jakarta Selatan.
Pihaknya bertekad akan terus menghadirkan iptek nuklir untuk kemajuan bangsa, baik untuk bidang kesehatan, pangan, industri, dan juga energi.
Sebagai kepala BATAN yang baru dilantik, Anhar pada tahun ini akan menyelesaikan dan mengevaluasi target-target Renstra 2015-2019, sekaligus menyiapkan Renstra berikutnya. “Tahun berikutnya kita akan membuat program yang betul-betul menyentuh masyarakat dalam pembangunan ekonomi secara umum,” kata pria kelahiran Semarang, 6 November 1962 ini.
Anhar Riza Antariksawan lahir di Semarang, 6 November 1962. Ia menamatkan pendidikan Program Studi Teknik Nuklir dari Universitas Gadjah Mada. Selanjutnya, Anhar melanjutkan pendidikan pasca sarjana sampai meraih gelar doktor di Institut Nasional Politeknik Perancis. Sebelum diangkat menjadi Kepala BATAN, Anhar menduduki posisi sebagai Peneliti Utama di BATAN
Diketahui, Anhar menggantikan Kepala BATAN sebelumnya, Djarot Sulistio Wisnubroto yang masa jabatannya habis pada Desember 2018.
Saat pelantikan, Menristekdikti Mohamad Nasir berpesan agar Anhar sebagai Kepala BATAN yang baru menjalankan tata kelola pemerintahan yang baik dan meningkatkan riset yang memberi manfaat bagi bangsa Indonesia.
“Tugas yang harus dilakukan adalah bagaimana Batan bisa memberikan kontribusi dalam meningkatkan riset yang bisa memberi manfaat pada rakyat Indonesia baik di bidang pangan, kesehatan, maupun bidang energi,” ujar Menristekdikti.
Terkait bidang energi, lanjutnya, bagaimana Batan mengembangkan riset ke depan dan melanjutkan rencana pembangunan reaktor nuklir untuk riset atau reaktor daya eksperimen. Pengembangan renewable energy sangat penting untuk meningkatkan bauran energi agar Indonesia tidak hanya mengandalkan energi fosil.
Selain membutuhkan sosialisasi kepada masyarakat, pembangunan reaktor daya eksperimen ini membutuhkan alokasi anggaran yang sustain karena pembangunannya tidak cukup dalam waktu satu-dua tahun. Pembangunan reaktor tersebut memerlukan berbagai tahapan dan pengujian. Untuk itu Kemenristekdikti telah mengajukan anggaran kepada Presiden dan berkoordinasi dengan Kementerian ESDM yang mempunyai kewenangan di bidang energi.
“Indonesia sudah punya tiga reaktor di Yogyakarta, Bandung dan Serpong. Kita punya pengalaman sejak 1965, sampai sekarang kita punya kemampuan mengelola reaktor dengan baik tanpa ada kendala, tanpa ada masalah dan gangguan,” terangnya.
Untuk itu, Menristekdikti mendorong agar reaktor yang selama ini dimanfaatkan oleh masyarakat di bidang pangan dan kesehatan, ditingkatkan di bidang energi.