Jakarta.Portonews.com – PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) selalu memprioritaskan keselamatan pengguna dan operasional perkeretaapian dalam memberikan layanan. Rekayasa pola operasional yang dilakukan KCI merupakan bagian dari upaya keselamatan.
Melihat perkembangan situasi di sekitar Stasiun Palmerah yang cenderung tidak kondusif dan dipenuhi massa hingga masuk ke jalur rel, PT KCI melakukan rekayasa pola operasi KRL Commuter Line untuk lintas Tanah Abang – Serpong/ Parung Panjang/ Maja/ Rangkas Bitung PP.
Operasional KRL di lintas tersebut saat ini diatur hanya sampai Stasiun Kebayoran. Pengguna KRL dengan tujuan arah Serpong / Parung Panjang/ Maja/ Rangkas Bitung kami himbau untuk naik KRL langsung dari Stasiun Kebayoran. Rekayasa operasional ini berlaku sejak pukul 16.55 WIB.
Rekayasa ini dilakukan mengingat KRL tidak dapat melintas di jalur antara Stasiun Tanah Abang hingga Stasiun Palmerah karena sejumlah lokasi di sepanjang jalur tersebut dipenuhi kerumunan massa. Untuk menyesuaikan dengan rekayasa operasi ini, penjualan tiket di Stasiun Palmerah juga telah ditutup.
PT KCI menghimbau pengguna untuk selalu menjaga ketertiban dan keamanan bersama dengan mengikuti aturan dan tata tertib yang ada saat berada di stasiun maupun di dalam KRL. Pengguna KRL juga diminta mengikuti aturan terkait jenis dan ukuran bawang bawaan yang diizinkan. Pengguna juga kami minta untuk selalu mengutamakan keselamatan dengan tidak naik ke dalam KRL yang telah penuh.
Dia menjelaskan berdasarkan penilaian Hazard, Identification and Risk Assessment (HIRA) bahwa status Sriwijaya Air Group berada dalam rapor merah, artinya berpotensi membahayakan keselamatan penerbangan.
Selain itu, lanjut dia, adanya dualisme kepemimpinan, yakni Plt Direktur Utama Jefferson I Jauwena dan yang tertulis di akta perusahaan yang terbaru Robert Waloni.
“Ada dualisme kepemimpinan, yaitu direktur utama untuk urusan kontigensi, Pak Jefferson dan yang tertulis di akta resmi Pam Robet Waloni membuat susah untuk koordinasi, dan ini tidak rasional,” katanya.