JAKARTA – Wakil Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) Wakil Ketua mengatakan, tugas berat pemerintah di tahun 2019 adalah menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Hal ini mengingat karena Indonesia masih menjadi negara importir migas.
Dia menjelaskan, menjaga nilai tukar rupiah di tahun depan menjadi tantangan besar. Menurutnya neraca Indonesia masih tertekan karena jumlah transaksi migas, meskipun harganya relatif turun. “Tantangan utama kita di tahun 2019 itu jaga stabilisasi nilai rupiah. Kan kita net importer (migas), nah kan itu akan tekan terus neraca kita,” ungkap Arif di Gedung KEIN, Jakarta, Rabu (2/1/2019).
Arif menilai harga minyak tidak terlalu menjadi masalah karena menurutnya harga minyak diproyeksikan tidak naik terlalu besar. “Forecast consesus yang banyak dibuat para analisis itu kan bilang kalau harga minyak tidak terlalu banyak bergerak lagi. Di 2019 paling 5-10% pergerakannya,” papar Arif.
Arif menambahkan sumber devisa negara harus bisa dimaksimalkan agar bisa menyeimbangkan neraca dagang. Dengan begitu, dapat membantu kestabilan nilai tukar rupiah. “Maka kemudian, sumber devisa harus terus digerakkan, hal ini bisa bikin neraca bagus. Sehingga nilai tukar kita pun bisa bertahan,” imbuhnya.