SEBAGAI Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan Pemerintah Provinsi Papua Barat, Yacob S. Fonataba, SP, MSi, memiliki harapan besar dari tempat dimana ia lahir dan besar di Papua Barat ini.
Pria kelahiran Sorong, 10 Juli 1965 itu, Papua bisa menjadi sentra pertanian yang bagus serta bisa memiliki pendapatan yang bersumber dari program pertanian, sehingga perekonomian masyarakat bisa berkembang dan tidak ada ketergantungan. Kemudian, satu hal paling penting adalah stok ketersediaan pangan tersedia untuk masyarakat.
“Sejauh ini misalnya dilihat dari pola konsumsi masyarakat sudah mulai beralih dari konsumsi pangan lokal ke pangan produksi, misalnya padi. Karena produksi padi 10 ribu hektar belum bisa menjawab kebutuhan akhirnya kita mesti mendatangkan dari luar. Harus terjadi kemandirian pangan di Papua Barat, itu harapan saya,” kata Yacob.
Untuk itulah ia dan seluruh perangkat daerah terkait bekerja keras agar berbagai pihak yang mendukung pembangunan pertanian di Papua Barat, tetap tidak merusak lingkungan kalau itu masih di kawasan yang sudah menerapkan konservasi.
“Membuka lahan untuk perkebunan ada kaitannya dengan wilayah konservasi. Itulah yang selalu kita rapatkan untuk menjaga konservasi daerah. Pihak Pemprov tidak lagi mengizinkan untuk membuka lagi lahan-lahan yang baru. Terutama hutan yang masih primer dan skunder itu tidak diperbolehkan lagi,” ucapnya.
Terlebih lagi sejak ada Deklarasi Manokwari dimana isinya membatasi untuk pembukaan kawasan hutan, harus melakukan tindakan konservasi, Pemprov pun bertindak dengan tegas dalam hal pembukaan lahan untuk perkebunan. Adv