Tuban, Portonews.com – Dengan penduduk lebih dari 263 juta orang, masih banyak pekerjaan yang mesti dilakukan Indonesia—yang berusia 74 tahun ini. Salah satunya dengan meningkatkan minat baca atau literasi. Ini bukan pekerjaan mudah, tetapi tidak ada yang mustahil bila diwujudkan melalui kerja keras dan kreativitas.
M Choirur Rofiq, M.Pd, guru Bahasa Indonesia pada SMA N 3 Tuban, Jawa Timur, adalah salah satu pendidik yang menggerakkan budaya literasi di antara anak didiknya. Melalui gerakan “Haus Membaca, Berani Menulis,” Pak Rofiq meminta anak didiknya untuk membaca buku setidaknya 15 menit setiap hari. Beliau mulai menggagas gerakan ini pada 2017. Beliau pun menularkannya kepada rekan gurunya di sekolah dan di Pusat Belajar Guru (PBG) Tuban, di mana ia menjadi salah seorang pengelolanya.
PBG memberi Pak Rofiq banyak gagasan kreatif dalam meningkatkan budaya literasi. Tidak hanya di antara murid, tetapi juga rekan gurunya. PBG menjadi wadah bagi para guru untuk mengembangkan proses belajar-mengajar yang inovatif, kreatif dan menyenangkan. Tentu hal ini akan memudahkan para siswa menyerap ilmu yang diajarkan di sekolah.
Didirikan pada 2014 oleh ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) bersama Dinas Pendidikan Kabupaten Tuban dan Putera Sampoerna Foundation dengan dukungan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), PBG merupakan wujud komitmen perusahaan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia di sekitar daerah operasi, melalui pendidikan. Selain di Tuban, PBG terlebih dahulu hadir di Bojonegoro.
Dalam lima tahun perjalanannya, PBG di Bojonegoro dan Tuban terus berkembang. PBG Bojonegoro memulai kiprahnya dengan 229 orang guru anggota, kini telah mencapai 1.783 guru. Sedangkan PBG Tuban meningkat dari 269 orang guru anggota hingga 3.154 guru. Nilai tambah menjadi anggota PBG merupakan daya tarik para guru untuk bergabung.
Berbagai topik pelatihan bagi para guru dari jenjang pendidikan usia dini, sekolah menengah atas dan kejuruan diadakan secara berkala. Berbekal beragam pelatihan ini, para guru kemudian diminta untuk mempraktekkan ilmu yang mereka peroleh. Guru pun menjadi murid.
Topik pelatihan yang banyak diminati adalah pengembangan media pembelajaran (alat ajar) untuk membantu guru menyampaikan materi pengajaran. Tak hanya mengembangkan dan mempraktikkan penggunaan di kelas, para guru peserta pelatihan ini ditantang PBG untuk ikut serta dalam ajang kompetisi.
Pak Rofiq pun terlibat aktif dalam pelatihan ini. Selepas pelatihan pada 2015, beliau langsung mengembangkan “Payung Pintar.” Ini adalah sebuah metode pembelajaran kelompok yang interaktif, bertujuan meningkatkan apresiasi para siswa di SMAN 3 Tuban terhadap pantun. Tak berhenti di situ, Pak Rofiq pun cukup produktif melahirkan beberapa judul buku, antara lain: “Merenda Kasih di Pataka”, sebuah kumpulan cerpen; “Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan Kesiswaan”; dan sebuah antologi berjudul “Berbagi Rasa dalam Gerakan Literasi Sekolah”.
Sejak lama beliau berminat pada pendidikan Bahasa. Keterlibatannya di PBG Tuban semakin memantapkan dirinya untuk menularkan minat membaca dan menulis. Beliau menularkannya kepada para muridnya, juga kepada para rekan sesama guru. “Saya melihat semangat belajar dan berkembang yang tinggi dari para guru di PBG. Melalui menulislah, kita dapat saling berbagi ilmu,” ujarnya.
Pemikiran yang sama pun beliau terapkan kepada para muridnya. Menurutnya, kegiatan membaca dan menulis bukan saja akan semakin menambah wawasan tetapi mampu mewariskan gagasan yang kita miliki. “Kalau kita ingin dikenang semasa hidup maka menulislah. Tulisan dalam bentuk buku itu dapat menjadi karya yang dikenang bahkan melebihi usia penulisnya,” lanjutnya.
Untuk menggalakkan minat baca para siswa, beliau menggagas didirikannya “Sudut Baca” di beberapa titik di SMAN 3 Tuban, tempatnya mengajar. Para siswa didorong untuk membaca buku yang tersedia. Kemudian, mereka diminta secara spontan untuk menceritakan kembali, atau bahkan menciptakan cerita baru. Dari sinilah kemampuan menulis para siswa terasah.
Kerja keras Pak Rofiq menghasilkan delapan buah buku hasil karya para siswa, yang masing-masing telah mendapatkan International Standard Book Number (ISBN). Sebagai pengurus PBG Tuban, beliau pun turut menularkan semangat literasi kepada para guru. Dua buku karya para guru pun lahir.
Pak Rofiq, adalah satu dari begitu banyak guru di Bojonegoro dan Tuban yang telah mendapatkan manfaat dari PBG. Karya mereka yang kreatif dan inovatif kini menyentuh begitu banyak siswa dan siswi di dua kabupaten tersebut. PBG sendiri secara berkesinambungan terus memperkaya diri dengan beragam pengetahuan baru dalam hal belajar mengajar, menyelaraskan diri dengan dinamika dunia luar yang sarat dengan perubahan.
Melalui PBG, ExxonMobil Cepu Limited selalu terus berupaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia di daerah operasinya. Inilah wujud sumbangsih ExxonMobil Cepu Limited untuk melahirkan generasi muda, menjadi sumber daya manusia Indonesia yang unggul, melalui pembekalan para guru dengan pengetahuan yang mumpuni. Dirgahayu Indonesia!