JAKARTA – Bank Indonesia (BI) mencatat arus masuk modal asing atau capital inflow ke Indonesia hingga per 7 Febuari 2019 telah mencapai Rp 49,6 triliun. Aliran dana tersebut masuk melalui portofolio Surat Berharga Negara (SBN), pasar saham dan Sertifikat Bank Indonesia (SBI).
“Aliran modal asing masuk year to date Januari sampai dengan minggu pertama 7 Febuari, total portofolio inflow itu adalah Rp 49,6 triliun,” kata Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo saat ditemui di Kompleks Masjid BI, Jakarta, Jumat (8/2/2019).
Dari total aliran modal asing sebesar Rp 49,6 triliun tersebut, yang masuk melalui SBN mencapai Rp 32,4 triliun, sedangkan ke pasar saham mencapai Rp 15,1 triliun serta ke SBI sebesar Rp 2 triliun.
Dengan capaian tersebut membuktikan bahwa tingkat kepercayaan investor global terhadap Indonesia masih cukup bagus. Hal ini tidak terlepas dari berbagai langkah kebijakan Bank Indonesia, bersama pemerintah maupun Otoritas Jasa Keuangan.
“Menunjukkan bagaimana conviden investor dalam negeri maupun luar dalam perkembangan keuangan pasar dalam negeri cukup kuat ini menunjukkan juga faktor pergerakan nilai tukar kita cukup membaik dan menguat,” kata Perry.
Sebelumnya, Bank Indonesia mencatat arus masuk modal asing (capital inflow) ke Indonesia cukup deras selama Desember 2018. Aliran masuk modal asing masuk ke RI pada Desember 2018 sebesar USD 1,9 miliar.
“Dan berlanjut pada Januari 2019,” kata Perry di kantornya, Kamis (17/1).
Akan tetapi, kondisi neraca perdagangan Indonesia Desember 2018 masih mencatat defisit meski aliran masuk modal asing masih berlanjut.
“Defisit neraca perdagangan tercatat sebesar USD 1,1 miliar dipengaruhi penurunan kinerja ekspor, khususnya ekspor non-migas akibat kondisi global yang kurang kondusif,” ujarnya.
Kendati demikian, dia menyebutkan saat ini posisi cadangan devisa (cadev) pada akhir Desember 2018 cukup tinggi sebesar USD 120,7 miliar, atau setara dengan pembiayaan 6,7 bulan impor atau 6,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah. Serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
“Ke depan, Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah guna memperkuat ketahanan sektor eksternal, termasuk pengendalian defisit transaksi berjalan pada 2019 menuju kisaran 2,5 persen dari PDB,” tutupnya.