PORTONEWS
Advertisement
  • Home
  • Ekonomi
    • Keuangan
    • Infrastruktur
    • Transportasi
  • Bisnis
    • Pernik
    • Digital
    • Pariwisata
  • Oil & Chemical Spill
  • Migas & Minerba
  • Peristiwa
    • Internasional
    • Nasional
  • Lingkungan Hidup
  • Profil
  • Galeri
    • Galeri Foto
    • Galeri Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Ekonomi
    • Keuangan
    • Infrastruktur
    • Transportasi
  • Bisnis
    • Pernik
    • Digital
    • Pariwisata
  • Oil & Chemical Spill
  • Migas & Minerba
  • Peristiwa
    • Internasional
    • Nasional
  • Lingkungan Hidup
  • Profil
  • Galeri
    • Galeri Foto
    • Galeri Video
No Result
View All Result
PORTONEWS
No Result
View All Result
Home Keuangan dan Portfolio Lingkungan Hidup

Puasa, Saatnya Lanjutkan Makan Bijak

by Redaksi
Sabtu, 4 Mei 2019 15:59
Puasa, Saatnya Lanjutkan Makan Bijak
9.737

Jakarta, Portonews.com – Puasa adalah saat yang tepat untuk melanjutkan gerakan sosial Makan Bijak. Gerakan ini mengingatkan masyarakat Indonesia agar terus menerapkan kebiasaan makan secara bijak.

Orang yang berpuasa harus bisa mengatur pola konsumsi baik saat sahur, berbuka, dan saat malam hari dengan nutrisi yang seimbang. Tujuannya agar mendapatkan manfaat dari berpuasa yang baik bagi kesehatan.

Namun, seringkali saat berbuka puasa kita merasa sangat lapar hingga akhirnya mengonsumsi makanan dengan porsi yang berlebihan. Sebagian orang mampu menghabiskan makanan tersebut. Tapi sebagian orang lan tidak mampu menghabiskannya. Sisa makanan cenderung akan dibuang dan menjadi sampah.

Berdasarkan Food Sustainability Index 2017 yang dirilis The Economist Intelligence Unit (EIU), untuk kategori limbah dan bahan makanan yang terbuang (Food Loss and Waste), Indonesia menempati peringkat kedua terbawah. Posisi Indonesia hanya lebih baik dari Arab Saudi.

Dinas Kebersihan DKI Jakarta tahun 2016 mengungkapkan adanya peningkatan volume sampah 10 persen pada 10 hari pertama Ramadan. Kebanyakan adalah sampah organik seperti sisa makanan.

Pisahkan dari Awal

Memaksakan diri menghabiskan makanan daripada membuangnya, akan berdampak buruk untuk perut. “Alasan utama seseorang memilih pangan untuk dikonsumsi adalah cita rasa (enak), terjangkau, kebiasaan, dan kesehatan. Mengingat kebiasaan mengonsumsi pangan beragam dan bergizi di Indonesia masih relatif rendah, maka perlu diperkuat edukasi gizi seimbang,” kata ahli gizi Prof Hardinsyah, MS, PhD dalam acara temu media #MakanBijak.

“Kini 37 persen penduduk Indonesia mengalami gemuk dan obesitas, ini pertanda sederhana banyak yang kelebihan konsumsi pangan terutama pangan sumber energi. Asupan gizi yang seimbang bagi setiap orang dapat diperoleh dengan memperhatikan keragaman jenis makanan dan jumlah makanan tanpa berlebihan,” kata ketua Pergizi Pangan Indonesia itu.

”Kekurangan dan kelebihan makan berisiko pada gangguan kesehatan. Misalnya mengonsumsi makanan berlebihan dapat menimbulkan rasa begah dan tidak nyaman pada perut. Ketidaknyamanan ini dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, terutama saat berpuasa. Puasa yang seharusnya dapat dijadikan momen emas untuk ibadah sambil detoks, mencegah dan menurunkan inflamasi (radang) dan obesitas, bisa gagal karena makan berlebihan selama bulan puasa. Seharusnya puasa dapat menjadikan penduduk lebih sehat dan lebih hemat atau tidak boros,” ujarnya.

Melihat korelasi antara dua hal tersebut (mengonsumsi makanan berlebihan versus membuang-buang makanan), Mylanta menyadari akan pentingnya edukasi yang berkesinambungan mengenai makan secara bijak. Maka dari itu, tahun ini Mylanta kembali meneruskan dan menggiatkan kembali gerakan sosial #MakanBijak. Gerakan ini bertujuan menekankan dan mengajak masyarakat Indonesia agar makan tidak berlebihan untuk menjaga kesehatan perut dan membantu mengurangi sampah.

Sejak 2018

“Gerakan #MakanBijak ini diprakarsai oleh Mylanta dan telah dimulai sejak 2018. Tahun ini kami juga bekerja sama kembali dengan Eat & Eat,” kat Associate Brand Manager Mylanta Dinda Parameswari.

“Kami mengingatkan masyarakat Indonesia untuk menerapkan #MakanBijak dengan cara yang lebih menarik, yaitu dengan membawa kotak makan sendiri (Bring Your Own Box). Tujuannya adalah agar Anda dapat memisahkan dan menyimpan sebagian porsi makanan yang telah dipesan di awal,” ujarnya.

“Jumlah pengunjung Eat & Eat selama bulan Ramadan meningkat dikarenakan masyarakat cenderung membeli makanan lebih banyak saat berbuka puasa dan juga banyaknya pilihan makanan yang menarik dan menggugah selera,” kata Marketing Manager Eat & Eat Grace Yohana.

“Cukup disayangkan ada saja makanan yang tersisa , dan tidak semua tenant dapat segera melayani permintaan untuk membungkus makanan. Karena itu, kami sadar bahwa gerakan #MakanBijak sangat penting untuk dilakukan, terutama saat bulan puasa, sehingga kami sangat terbuka untuk berkolaborasi dengan Mylanta demi kebaikan perut dan lingkungan,“ ujarnya.

Tahun lalu Mylanta berhasil mengedukasi lebih dari 32.000 orang untuk berpartisipasi dalam gerakan sosial #MakanBijak. Dalam kurun waktu 25 hari, lebih dari 15,000 kotak makan ramah lingkungan telah dibagikan secara gratis di sejumlah lokasi Eat & Eat di Jakarta. Dan tahun ini, Mylanta juga bekerja sama dengan salah satu ilustrator ternama, Diela Maharanie, dengan mendesain tempat makan edisi khusus.

Related

Edisi Terakhir Portonews

LEBIH MUDAH DENGAN APLIKASI PORTONEWS :

ADVERTISEMENT
  • Peta Situs
  • Tentang Kami
  • Alamat
  • Redaksi
  • Informasi Iklan dan Berlangganan
  • Pedoman Media Siber
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Info Karir

Copyright © 2020 PORTONEWS

No Result
View All Result
  • Home
  • Ekonomi
    • Keuangan
    • Infrastruktur
    • Transportasi
  • Bisnis
    • Pernik
    • Digital
    • Pariwisata
  • Oil & Chemical Spill
  • Migas & Minerba
  • Peristiwa
    • Internasional
    • Nasional
  • Lingkungan Hidup
  • Profil
  • Galeri
    • Galeri Foto
    • Galeri Video

Copyright © 2020 PORTONEWS

Translate »