Jakarta, Portonews.com – Pertikawan 2019 adalah kegiatan Perkemahan Satuan Karya Pramuka Kalpataru tingkat nasional yang pertama dan Satuan Karya Pramuka Wanabakti tingkat nasional yang kelima.
Menurut Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah Limbah dan Bahan Beracun Berbahaya Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Rosa Vivien Ratnawati para Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega yang hadir dalam pertemuan besar di Cibubur ini adalah untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan secara khusus di bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan. “Pada akhirnya di akhir acara seluruh peserta diharapkan mempunyai kemampuan mengaplikasikan keterampilan dan kecakapan di bidang pengelolaan lingkungan hidup dan kehutanan dalam aktivitas kesehariannya,” kata Rosa, Rabu (20/11/2019).
Sebagai informasi, Pertikawan 2019 diselenggarakan pada tangal 18 – 25 November 2019 di Bumi Perkemahan Cibubur, dengan total peserta dari perwakilan seluruh provinsi sebanyak 3000 orang. “Selama kegiatan berlangsung, akan diselengarakan juga secara bersamaan yaitu pameran dan wahana edukasi KLHK di Bumi Perkemahan Cibubur serta kegiatan subcamp di 15 lokasi, dimana salah satunya adalah subcamp di Bumi Perkemahan Karang Kitri, Kabupaten Bekasi,” kata Rosa.
Selanjutnya, imbuh Rosa, kita semua dan khususnya peserta Pertikawan 2019 berkumpul di Kabupaten Bekasi, untuk melakukan serangkaian kegiatan penanaman 1000 pohon di kawasan MM2100, kunjungan ke beberapa industri untuk melihat kegiatan pengelolaan limbah dan kegiatan lainnya adalah salah satu bentuk implementasi dari kepedulian kita semua terhadap pengelolaan lingkungan hidup dan kehutanan, khususnya di kabupaten Bekasi ini,” papar Rosa.
Sebagai catatan, su-isu Strategis Pertikawan 2019 yang disajikan selama kegiatan berlangsung, yaitu: Pertama, implementasi Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan, seperti internalisasi kode kehomatan dan kode janji Pramuka, sistem beregu, musyawarah, tolong menolong dan gotong royong.
Kedua, pendidikan kepramukaan Penegak Pandega terkini, seperti kemandirian, job creation, entrepreneurship, sociopreneurship, dan penguasaan kompetensi berbasis kecakapan hidup. Ketiga, kepramukaan Dunia, yaitu World Organization Scout of Movement (WOSM) dan Sustainable Development Goals.
Keempat, generasi milenial, yaitu digital era, digital disruption, creative literacy, connected, collaboration dan social media literacy. Kelima, generasi lingkungan, yaitu green generation, green lifestyle, ecofriendly suistainability dan social responsibility.
Keenam, lingkungan hidup dan kehutanan di Indonesia, yaitu pengelolaan daerah aliran sungai, perhutanan sosial, bank sampah, 3R, bahan berbahaya beracun, deforestry, konservasi flora dan fauna, perubahan Iklim, perilaku konsumen bertanggung jawab dan community development based.