Jakarta, Portonews.com – Diperlukan penguatan peran akademisi dan peneliti serta kolaborasinya dengan pemangku kepentingan untuk menghadapi dekade penting di depan. Oleh karena itu, para ahli iklim di wilayah Asia sepakat membentuk Asian Climate Experts (ACE), untuk secara kolektif mempercepat upaya aksi iklim di wilayah Asia. Demikian diungkapkan oleh Mahawan Karuniasa, dari Universitas Indonesia (UI) dan Ketua Jaringan Ahli Perubahan Iklim dan Kehutanan Indonesia (APIK
Indonesia Network).
Pertemuan dilaksanakan pada 3-4 September di Bangkok, dalam
rangka Asia Pasific Climate Week yang diselenggarakan oleh UNFCCC.
Pada kesempatan tersebut, Sabarrudin dari Universitas Sriwijaya yang juga Wakil Ketua Umum APIK Indonesia Network menyatakan pembentukan ACE yang merupakan jejaring ahli iklim di
Asia akan memperkuat produksi dan implementasi ilmu pengetahuan dalam menghadapi perubahan iklim di wilayah regional. Selain itu juga akan memberikan dukungan posisi negara di
Asia dalam upaya pengendalian iklim global.
Sedangkan Gusti Anshari, dari Universitas Tanjungpura, salah satu Author Indonesia untuk Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) yang berfungsi untuk memberikan kontribusi ilmiah pada aksi iklim, menekankan adanya kesamaan isu antar negara, antara lain seperti isu biodiversity.
Pertemuan pembentukan ACE dihadiri para ahli Asia yaitu dari perwakilan Indonesia, Filipina,Vietnam, dan Thailand. Namun beberapa ahli dari Asia lainnya, antara lain Malaysia juga
memberikan respon positif untuk bekerjasama melalui ACE. Asia Pacific Climate Week (APWC)
diselenggarakan dalam rangka mendorong upaya percepatan aksi perubahan iklim dan ambisi lebih
di region Asia Pasifik. Hasil pertemuan APWC akan menjadi bahan penting Climate Action Summit di New York pada 23 September dan COP 25 di Chili yang akan dilaksanakan Desember 2019.