Di tengah peta persaingan global yang kian hari kian sengit, serta terbukanya pasar bebas antar negara, komunikasi seringkali menjadi kendala bagi para pelaku bisnis dan pekerja di perusahaan-perusahaan multinasional. Para pencari kerja dituntut berkemampuan berbahasa asing yang mumpuni.
Kemampuan berbahasa asing, terutama Bahasa Inggris menjadi poin penting bagi para penggiat usaha dan tenaga kerja profesional. Tak ayal, kemampuan bertutur bahasa asing menjadi sumber pendapatan bagi siapapun yang melihatnya sebagai peluang bisnis.
Sudah lumrah bahwa praktek penerimaan tenaga kerja di perusahaan-perusahaan besar selalu mensyaratkan calon pekerja mahir berbahasa Inggris. Maka kemampuan seseorang bertutur dalam Bahasa Inggris menjadi faktor yang menentukan pendapatan seseorang lebih tinggi dari karyawan lainnya.
Menguasai bahasa asing dapat meningkatknan salary serta memudahkan seseorang untuk apply pekerjaan, yang pada gilirannya meningkatkan standar kehidupan. Di Indonesia, tingkat kemelekan sumber daya manusia akan pentingnya mampu berbahasa Inggris dengan lancar dan benar, masih relatif rendah. Tesis tersebut dikemukakan Siska Indah Pratiwi, Growth Manager ‘Bahaso.com’, sebuah perusahaan online di bidang pendidikan kebahasaan.
Fakta itu bisa dilihat dari tingkat kemelekan dan level kemampuan bahasa asing di Indonesia yang masih ada di tahap menengah. Menurut survei global English Proficiency Index (EF EPI) Indonesia berada di posisi ke-32 dari 72 negara, dalam kemampuan berbahasa inggris. Di tingkat regional posisi Indonesia masih di bawah Vietnam yang berada di posisi ke-31 dan lebih jauh lagi dengan Malaysia yang bercokol di rangking 12.
Apa yang membuat kurangnya minat belajar bahasa asing? Siska memaparkan, seorang siswa sekolah pada umumnya belajar bahasa inggris lebih dari 6 tahun sejak jenjang Sekolah Dasar. Namun sekolah hanya mewajibkan siswa untuk lulus ujian nasional, bukan agar mereka mahir berbahasa asing.
Selain itu tenaga pengajar menggunakan metode yang tidak efektif, sehingga murid menjadi lekas bosan. Tenaga guru di lembaga pendidikan formal hanya fokus pada grammar dan pola dasarnya saja.
Selain itu tempat les sebagai alternatif belajar berbahasa asing biayanya cukup mahal, dan masih mengandalkan buku. Waktu ke tempat pun les terbatas dan seringkali tidak fleksibel dalam hal waktu dan tempat belajar. Ini diperburuk lagi dengan akses ke tempat kursus untuk belajar bahasa asing yang hanya ada di kota-kota besar. Sehingga orang-orang daerah sulit untuk bisa belajar di tempat-tempat tersebut.
Paparan tersebut yang memotivasi Siska Indah Pertiwi untuk menggencarkan minat masyarakat agar lebih tertarik dan mahir berbahasa asing, terutama Bahasa Inggris. Pada event ‘Jakarta Marketing Week’, 9 Mei 2017 di Jakarta, Siska mengulas bagaimana belajar Bahasa Inggris secara online dengan cara yang efektif.
“Ketika seorang pelajar datang ke tempat les konvensional, mereka hanya dihadapkan pada komputer. Pengajar hanya datang dua minggu sekali. Kalau hanya dihadapkan pada komputer, kenapa harus mengerjakan soal les di sana? Kenapa tidak di rumah, kampus atau di mana pun berada,” jelas Siska.
Siska mengelola situs ‘Bahaso’, yang menyediakan layanan belajar bahasa asing secara online. Maka persoalan akses belajar kini sudah terpatahkan. Tujuannya, mengatasi kendala yang sering dihadapi banyak orang untuk belajar bahasa asing, terutama orang-orang yang tinggal di daerah. ‘Bahaso’ adalah perusahaan start-up pertama di Indonesia di bidang kebahasaan.
Gadis kelahiran Jakarta, 9 November 1993 silam ini bergabung dengan Bahaso.com sejak awal rilis aplikasi Bahaso, yakni per April 2016. Setahun bergabung, Siska sukses mengekplorasi potensi pasar di Indonesia. Tercatat sudah lebih dari 150 ribu orang menggunakan metoda yang ditawarkan Bahaso.
Aplikasi Bahaso menyediakan metode pembelajaran Learning by Content dengan pendekatan metode Discovery Learning yang mengadopsi kurikulum CEFR (The Common European Framework of Reference for Languages). Benefit yang didapat pengguna, selain dapat belajar bertutur asing juga akan mendapatakan sertifikat dari Fakultas Ahli Bahasa Universitas Indonesia.
Bahaso awalnya didirikan oleh Tyovan Ari Widagdo pada tahun 2015. Setahun membangun IT dan konten, untuk mengembangkan dan memasarkan aplikasi Bahaso, Tyovan lalu merekrut Siska sebagai Growth Manager. Kolaborasi Tyovan dengan Siska selain sukses menggaet banyak member dan user-nya juga menghasilkan kerja sama dengan Go-Jek.
Bentuk kerja sama itu berupa Premium Membership bagi driver Go-Jek atau kerabat yang sebelumnya mendapatkan reward. Menurut Siska, ini sebuah terobosan bagus yang diharapkan para pengemudi Go-Jek dan keluarganya, yang mayoritas berasal dari kelas bawah, dapat memperoleh akses belajar bahasa asing secara intensif. Bukan tanpa alasan, Bahaso dalam visi Siska bukan hanya untuk meraih keuntungan, dia ingin Bahaso bermanfaat bagi lingkup sosial, lalu terlibat dalam memajukan Indonesia dalam skala yang lebih luas.
“Bahaso tidak hanya bertujuan profit tapi juga sosial, jika jaringan internet sudah bagus dan merata di Indonesia, Bahaso akan banyak digunakan oleh orang untuk melatih bahasa asing mereka. Di Bahaso ada subsidi silang, kami sangat mengharapkan orang bisa terbantu dan lebih menguasai Bahasa inggris jadi kita selangkah lebih maju karena kita bisa berkomunikasi dengan masyarakat global,” ujar Siska yang juga seorang Master dari The London School of Public Relations, Jakarta.
Bahaso launching di App Store sejak April 2016. Untuk saat ini hanya Bahasa Inggris. Nantinya, kata dia, Bahaso akan memasukan empat bahasa lain termasuk Mandarin, Korea, dan Bahasa Indonesia bagi warga asing. Sekitar 25% dari user Bahaso sudah mendapat sertifikat dari Universitas Indonesia yang kelak bisa digunakan untuk melamar pekerjaan di perusahaan-perusahaan bonafide.
Selain membangun partnership dengan GoJek, Bahaso sudah melakukan kerja sama dengan 20 artis dan selebgram untuk memberikan beasiswa kepada fans mereka. Ada pula blog bagi mereka agar bisa belajar dengan lebih interaktif dan community off line untuk melatih speaking dari pengguna Bahaso. “Dalam waktu dekat kita akan tekan MoU dengan Polri,” tambahnya.
Tekad besar itu terpatri di dadanya sejak memutuskan bergabung dengan Bahaso, “Nothing is impossible, the word itself says ‘I’m possible!’” sebuah quote dari Audrey Hepburn yang melandasi cita-citanya.
Baca juga: Marializia Hasni