Berawal dari sebuah ajang pencarian bakat di stasiun TV swasta, berbekal talenta yang dimiliki, rupa menarik dan suara yang manja menjadi modal berharga bagi Marion Jola menapaki gemerlap dunia hiburan, bidang pekerjaan yang penuh tantangan dan jalan terjal.
Dalam perjalanannya, Marion Jola atau kerap dipanggil Lala memang harus tersingkir dari kontestasi menyanyi tersebut, namun berkaca dari para kontestan terdahulu seperti Judika, Citra Scholastika, dan Gisel Anastasia, mereka justru lebih populer walaupun tidak meraih predikat juara.
Buktinya Lala, saat ini tengah sibuk berkejaran dengan jadwal mentas, meng-endorsement berbagai produk, dan merambah dunia modeling bahkan kini Lala sedang mempersiapkan singel lagu keduanya, semua itu dicapai dalam usia yang masih sangat muda.
Belum genap 20 tahun, karier seorang Marion Jola terbilang moncer di tengah persaingan ketat di dunia entertain. Usia yang hijau baginya bukan halangan untuk meraih prestasi.
Namun, gelimang kesuksesan tersebut bukan berarti Lala tidak menyiapkan bekal di masa depan. Mewakili suara dari generasi milenial, nona Sumba, Nusa Tenggara Timur itu turut menghimbau generasi muda untuk tidak lupa berinvestasi, utamanya investasi dalam bentuk aset properti.
Sebab gambaran umum generasi milenial saat ini lebih menyukai leisure, belanja, shoping, daripada memiliki aset properti untuk masa depan. “Memang kebanyakan anak milenial udah begitu. Kalau buat aku tempat tinggal itu penting juga karena semua berangkat dari tempat tinggal, selain bikin mood positif, tempat tinggal juga aset buat masa depan,” ucap Lala saat ditemui Portonews di Jakarta.
Dalam beberapa tahun terakhir segmen utama pasar properti bergeser dari kelas atas, ke kelas menengah. Pergeseran segmen pasar tersebut disebabkan pesatnya pertumbuhan kelas menengah. Karenanya, produk properti berupa rumah tapak atau apartemen paling laris saat ini, yang harganya berkisar antara Rp300 juta hingga Rp1 miliar. Hal ini menjadi kendala bagi generasi milenial dalam pemenuhan kebutuhan huniannya.
Menyoroti hal tersebut Lala merasa harga di kisaran itu cukup affordable, “Generasi milenial ini banyak yang mampu, tetapi mereka berani untuk sacrifice, kalau gak mampu dia bisnis, bikin start-up. Potensinya menurut aku cukup besar, aku sendiri lebih suka tinggal di apartemen,” aku dara kelahiran 12 Juni 2000 silam itu.
Persoalan lainnya, pertumbuhan kelas menengah yang demikian pesat, berimplikasi kepada para developer untuk menyediakan rumah yang sesuai dengan harga tanah.
Konsekuensinya lokasi hunian yang terjangkau berada di supporting area, seperti Tangerang, Depok, Bogor, Bekasi, dan Karawang yang jaraknya cukup jauh dari Jakarta yang saat ini masih menjadi pusat bisnis dunia hiburan.
Lala melihat itu masih menjadi permasalahan akut, belum lagi meninjau jalanan Kota Jakarta yang terkenal tidak ramah bagi para pelaju yang membutuhkan ketepatan waktu, untuk mengakalinnya ia lebih suka tinggal di apartemen di pusaran ibu kota.
“Aku gak mau aja mengecewakan pihak yang undang aku manggung, juga penggemar aku kalau ngaret.” Tinggal di apartemen bagi Lala dapat mengeliminir masalah yang ditimbulkan kondisi lalu lintas yang tidak dapat diprediksi.
Pendidikan juga menjadi fokus Lala selain aset properti dan karier yang tengah ditapakinya, untuk itu Lala berniat menempuh pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, ia menuturkan karena jadwal mentas yang menyita banyak waktu, usianya yang masih muda menjadi alasan untuk lebih memprioritaskan kariernya, “Bukan sengaja menunda kuliah, menurut aku umur berapa aja masih bisa kuliah, enggak ada kata terlambat buat kuliah, justru dengan jalan santai aku bisa memilih jurusan yang sesuai dengan minat dan keahlian,” katanya.
Di sisi lain, Lala yang selama ini banyak membawakan lagu-lagu yang dipopulerkan oleh penyanyi lain, mulai mengeluarkan singel solo pertamanya. Sebelumnya Lala telah merilis singel kolaborasi dengan Rayi Putra dari grup vokal RAN. Singel yang berjudul ”Jangan” banyak mendapat perhatian penggemarnya. Sampai tahap ini saja Lala mengaku bersyukur dengan semua yang dirinya capai.
Tidak dipungkuri dunia showbiz yang Lala geluti menghadirkan banyak kontroversi, Lala sadar betul konsekuensi yang menghampiri, baginya komentar miring apalagi di media sosial tidak akan pernah ada obatnya, maka dari itu Lala tidak ingin perhatiannya tersita oleh hal-hal negatif, ia menafikan komentar miring dan fokus menikmati pekerjaannya.
Popularitas yang ia rengkuh dari ajang pencarian bakat itu membuatnya banyak bersyukur, “Satu hal yang Lala tahu, berkat Tuhan begitu luar biasa, berlimpah,” tutupnya.