Properti adalah tentang kepemilikan. Seseorang tidak mungkin bisa mendapatkan sesuatu yang diinginkannya tanpa bantuan orang lain. Karenanya, pada setiap apa yang didapatkan oleh seseorang, di sana terdapat jasa orang lain. Sehingga, dengan menyisihkan dari apa yang didapat, maka apa yang dimiliki menjadi lebih utuh dan bernilai. Itulah komitmen Diana Po.
Properti adalah salah satu sektor bisnis yang menjadi motor penggerak ekonomi satu negara. Bagaimana tidak, tumbuh-kembangnya sektor properti juga menggerakkan 157 sub-sektor industri lain sebagai penunjangnya. Dari sisi pembiayaan, properti juga merupakan sektor bisnis terbesar yang mendapat alokasi kredit dari perbankan.
Di Indonesia dengan jumlah penduduk hampir 260 juta jiwa, pengadaan tempat tinggal atau pemukiman masih menjadi persoalan besar, mulai dari ketersediaan lahan, pembiayaan, dan sederet persoalan lainnya. Namun, bagi para pengusaha properti, persoalan besar tersebut berbanding lurus dengan magnitude peluang bisnisnya.
Nah, isu-isu seputar bisnis properti itulah yang kini dikuasai oleh Diana Joyo Rachmatien atau Diana Jo. Ia begitu antusias dan paham sekali mengenai perkembangan bisnis properti saat ini. Miss Indonesia 2014 untuk kategori Miss Favorite ini, kini ikut terjun bersama suaminya, Nico Purnomo Po, menggeluti bisnis properti. Nico Purnomo Po adalah putra dari Po Soek Kok, taipan properti pendiri sekaligus pemilik Golden Flower Group. Kini Nico dipercaya debagai Presiden Director Pollux Properties.
Lalu, apa alasan Diana Po terjun ke bisnis properti? Selama ini ada anggapan bahwa properti adalah bisnis yang maskulin. Bersinggungan dengan orang-orang proyek yang berkarakter keras. Menurut Diana, saat ini bisnis properti tidak lagi identik dengan kaum laki-laki. Sekarang sudah lazim perempuan mengembangkan kariernya sendiri dan berinvestasi sendiri, termasuk di sektor properti.
“Perempuan terjun di proyek properti, kenapa tidak? Saya tertarik dengan properti, karena bisnis ini di indonesia sangat maju. Saat ini kita sedang membangun dua proyek properti yang cukup besar di Bekasi, Cikarang dan Batam. Kita fokus di daerah-daerah luar jakarta yang sedang berkembang,” kata Diana Po, kelahiran Jakarta, 8 Juni 1995.
Diana mengemukakan, kawasan pantai utara (Pantura) Jawa Barat saat ini merupakan wilayah paling potensial untuk pengembangan bisnis properti. Karena, selain pasarnya sangat besar, wilayah Pantura Jawa Barat adalah pusat industri nasional. Tidak kurang dari 60% industri manufaktur Indonesia berlokasi di kawasan ini. Ke depan, kawasan ini juga diyakini akan semakin maju seiring dengan pembangunan sejumlah infrastruktur di sana.
“Pantura Jabar akan makin ramai, karena di Jakarta sudah sangat padat. Selain itu, wilayah ini juga sebagai pusat industri nasional. Jadi di situ demand-nya cukup besar. Sejak beberapa tahun lalu, nilai properti di Pantura Jawa Barat ini melesat, dan ke depannya akan makin tinggi lagi,” ujar Diana, alumni University of New South Wales, Sidney, Australia jurusan bisnis.
Saat ini, kata dia, Pollux Properties mempunyai dua proyek properti di kawasan Pantura Jawa Barat, yaitu Gangnam District Residence di Bekasi dan Chadstone di Cikarang. Dua proyek properti superblock yang disebutnya sebagai properti untuk generasi milenial, modern tapi tetap affordable.
“Kita develop di daerah-daerah yang sudah dibangun infrastruktur dasarnya, atau paling tidak di daerah-daerah yang pembangunan infrastrukturnya sudah diproyeksikan. Jadi kami belum mengarah ke daerah yang infrastrukturnya belum terbangun atau belum ada rencana pembangunan.”
Karenanya, ia sangat mengapresiasi kebijakan Presiden Joko Widodo yang fokus pada pembangunan infrastruktur. Bagaimanapun, pembangunan infrastruktur di satu daerah akan mendorong pembangunan sektor-sektor lain, khususnya industri dan dan properti, di daerah itu.
Seperti diketahui, di wilayah Pantura Jawa Barat, selain sudah ada jalan tol Jakarta Cikampek yang terkoneksi dengan jalan tol Cipularang dan Cipali, kini tengah dibangun jalan tol layang, LRT (light rail transit), kereta cepat Jakarta-Bandung, Jakarta-Surabaya, Pelabuhan Patimban, dan Bandara Internasional Kertajati.
Diana mengatakan, pasar properti di kawasan Pantura Jawa Barat, masyarakat Jakarta, para profesional di kawasan-kawasan industri, Bandung, dan dari kota lain yang ingin berinvestasi di sana. Sebagai cerminan dari tingginya demand akan produk properti di Pantura Jawa Barat, selain Pollux, ada beberapa proyek properti besar yang dibangun di sana. Salah satunya adalah Meikarta yang dikembangkan oleh Lippo.
Ia tidak membantah, kalau di kawasan Bekasi dan Cikarang banyak dibangun proyek properti berskala besar yang menjadi kompetitor bagi Gangnam maupun Chadstone. Tapi faktanya, kedua proyek milik Pollux tersebut mendapat sambutan yang sangat positif dari pasar. Terbukti, meskipun belum lama diluncurkan, kini unit apartemen di kedua proyek itu sudah 80% sampai 90% sold out.
“Benar, di kawasan Bekasi dan Cikarang banyak kompetitor kami. Tapi ingat, kompetisi yang sehat itu akan menguntungkan konsumen, mereka jadi punya banyak pilihan. Jadi kami enjoy-enjoy saja,” Diana mengingatkan
Sementara di Batam, Pollux Properties menggandeng keluarga Presiden RI ketiga, BJ Habibie, untuk membangun sebuah superblock, Meisterstadt Batam. Superblock itu terdiri atas delapan tower apartemen, dan masing-masing satu tower untuk perkantoran, hotel, dan rumah sakit. The Pollux Habibie Financial Centre dibangun setinggi 400 meter dengan 100 lantai. Total biaya investasi pembangunan proyek itu mencapai Rp15 triliun.
“Kita tahu letak geografis Batam yang sangat strategis dan berseberangan dengan Singapura. Dari lantai tertinggi Pollux Habibie Financial Centre kita bisa melihat Singapura. Kami yakin ke depan Batam sangat prospektif dan akan menjadi salah satu pusat industri dan bisnis di Indonesia. Makanya, baru memasuki fase kedua pembangunan Meisterstadt Batam, sudah sold out sekitar 80%,” papar Diana
Hingga kini, Pollux Properties yang dinakhodai suaminya, Nico Purnomo Po, selain membangun tiga proyek properti besar di dalam negeri, juga telah membangun sejumlah proyek properti di Singapura, yaitu Park Residences Kovan, Metro Loft, Pavilion Square, Garden Park Residences, Berkeley Residences, Mayfair Residences, dan Louis Kiene Serviced Residences Havelock.