Interior itu bukan cuma keindahan, arsitektur juga bukan soal sesuatu yang enak dilihat, tapi fungsi utamanya harus liveable, harus functional.
Arsitek adalah profesi bagi orang-orang terpilih yang telah menasbihkan dirinya sebagai penganut kesempurnaan. Termenung dalam kesunyian adalah enigma bisu tentang penciptaan bangunan-bangunan indah penghias kota.
Menurut Adindara Jelita Setyohadi, perempuan kelahiran Jakarta, 18 September 1988, setiap arsitek wajib menjadi seorang perfeksionis. Karena memang pekerjaannya menuntut demikian.
“Bukan bener lagi, tapi wajib jadi seorang perfeksionis. Jadi, kita into detail, benar-benar orang lain yang kasat mata gak akan perhatiin, ya itu bagian dari desainnya. Dengan adanya detail-detail itu jadilah kesatuan yang tertata dengan rapih,” kata Dara.
Dara terlahir dari keluarga seni. Ibunya, Yulie Nasution adalah seorang pelukis ternama. Awalnya, ketika lulus SMA, ia bingung jurusan apa di perguruan tinggi yang akan ia pilih, apakah fine art atau fashion. Biasanya perempuan lebih memilih yang sesuai dengan passion-nya. Akhirnya Dara masuk art.
Sejak tahun 2006 ia mulai kuliah di Jurusan Arsitektur di LaSalle College of the Arts Singapura. Tidak hanya sampai lulus strata 1, tapi hingga jenjang master.
“Saya lulusan LaSalle College of the Arts Singapura, kebetulan dapat beasiswa juga di sana. Setelah mantapkan lagi, akhirnya memilih profesi yang sesuai passion tapi skill-nya cukup tinggi. Jadi bisa ada yang dipelajari di situ, jadi saya ambil Interior Architecture,” kata Dara.
Usai merampungkan kuliah di Singapura, ia telah mengerjakan puluhan rancangan arsitektur interior untuk gedung-gedung di Jakarta. Untuk memudahkan cashing atau menguangkan ilmu arsitektur yang telah dikuasainya, Dara bersama-beberapa temannya mendirikan ARD (Antarindo Reka Dimensi) Studio, sebuah perusahaan jasa interior architecture.
“Jadi kita bergerak di bidang interior, arsitektur, juga kita bikin produk, kayak piring-piring. Saya sama ibu juga berkolaborasi, kita melukis di atas piring. Saya baru launching buku, ‘The Art of Table Setting’,” ujarnya.
Saat ini Dara bersama timnya sedang mengerjakan desain interior Hotel dan Apartment Saint Regis, Jakarta. Gedung-gedung yang interior design-nya dibuat oleh Dara bersama tim ARD bukan hanya hotel, tapi juga perkantoran, restoran, pertokoan, dan perumahan.
“Kalau yang lagi on going kita buat interior design untuk Hotel Saint Regis Jakarta. Karena mereka lagi membangun hotel, residence, sama office, saya incharge untuk ID Hotelnya. Juga ada beberapa commercial residence, restoran, hotel.”
Menurut Dara, sebuah kota akan menjadi tampak indah apabila ‘space in between’nya ditata dengan baik. Arsitektur dan juga interior design itu mengambil big part dalam kehidupan masyarakat. Karena itu bagaimana caranya membuat hidup menjadi lebih baik, challenge-nya di situ. Interior itu bukan cuma keindahan, arsitektur juga bukan soal sesuatu yang enak dilihat, tapi fungsi utamanya harus liveable, harus functional.
“Saya percaya dengan konsep form follow function, dengan bentuk yang ditata sedemikian rupa, akan memberikan fungsi yang optimal, dan masyarakat juga akan mengikuti. Satu kota ditata dengan baik otomatis masyarakatnya akan mengikutinya,” ia menjelaskan.
Dara menyayangkan sekali karena Jakarta, kota kebanggaannya secara keseluruhan belum seperti itu. Masih jauh. Tapi menurutnya, sudah banyak anak muda yang berkarya, pemikirannya terbuka, dan makin global, termasuk dalam arsitektur dan tata kota. Ia berharap, ke depannya semakin baik.
Environtment itu nomor satu, jadi bagaimana para arsitek meng-create dan menjelaskan, arsitektur bangunan atau kota pun akan memberi nilai lebih apabila tata pengelolaan lingkungannya juga bagus. Enviate suatu gedung atau aristektur yang bisa meng-capture lingkungannya, bisa membawa daerahnya terdesain juga. Bisa membuat sekelilingnya jadi lebih baik lagi. Itu pastinya kelebihan dari arsitektur atau interior yang benar-benar ditata dengan baik, sekelilingnya pun mengikuti, jadi lebih baik lagi.
Frank Lloyd Wright, seorang arsitek Amerika Serikat yang lahir di abad 19 adalah idola Dara. Meski ia berkarya antara abad 19 hingga paruh pertama abad 20, sampai sekarang desainnya yang masih liveable, layak ditinggali. Walaupun terkesan oldschool tapi karyanya masih bisa dinikmati semua orang hingga kini.
Karya Frank Lloyd Wright antara lain Barcelona House, Cliff House yang begitu indah. “Selain bisa nge-blend dengan lingkungannya tapi juga at the same time, arsitekturnya menonjol sekali.”
Lalu apa mimpi besar yang ingin Dara wujdkan di masa mendatang? Ia ingin punya satu tempat, art integrated space, di situ terdapat museum, terbuka untuk perform, exhibiton, dan untuk anak-anak muda memajang segala kreativitasnya.