Jakarta, Portonews.com – Media sosial dan digital kini memiliki peran penting dalam memenangkan kontestasi politik. Kubu Prabowo Subianto – Sandiaga Uno langsung tancap gas dan membentuk Prabowo-Sandi Digital Team (PRIDE). Cawapres Sandiaga Uno mengingatkan para relawan yang bergabung mendukungnya agar menjauhi Juniper alias suka julid, nyinyir dan baper.
“Saya doyan jeniper. Jeniper itu jeruk nipis peras. Tapi ada jeniper lain. Jeniper lain ini julid, nyiyir dan baper (Juniper) dan ini unfaedah. Tapi PRIDE akan terus kampanye positif,” jelas Sandiaga saat menghadiri Ngopi Digital Pride di Jalan Widya Chandra VII, Jakarta Selatan, Kamis (6/9/2018) malam.
Selain harus menjauhi sikap Juniper, Sandi juga berpesan agar para relawan Pride selalu berpikiran positif, memperbanyak senyum dan ikhlas. “Pride enggak boleh juniper. Kita semua harus berfaedah dan kita tebus perjuangan kita dengan perjuangan yang ikhlas,” pesannya.
Saat bergerak di dunia maya atau media sosial, ia meminta para relawan agar berbagi informasi dengan kesantunan. Mereka juga harus berbagi informasi yang mengabarkan kesuksesan sehingga bisa menjadi inspirasi masyarakat. Termasuk berbagi informasi tentang UKM-UKM yang sukses. Ini sejalan dengan visi misi Prabowo-Sandi untuk meningkatkan perekonomian bangsa.
Jika ada kemarahan di pihak lain, ia juga berpesan agar jangan dibalas dengan cara yang sama. Tapi harus tetap menghadapi dengan santun. “Padamkan api dengan gagasan dan untuk menghadapi sisi buruk sosmed kita jadikan Pride sebagai tools untuk menghadirkan konten yang positif dan sejuk. Jangan gunakan Pilpres untuk saling menyerang dan Pride harus beda dengan yang lain dan kita harus mempersatukan dan berpelukan seperti Teletubbies,” tutupnya.
Koordinator PRIDE, Anthony Leong menyatakan relawan PRIDE akan fokus pada kampanye positif selama pilpres 2019. Ia menjunjung demokrasi sejuk dan hadirkan media sosial yang tidak memecah belah.
“Kita komitmen dengan festival gagasan dari awal hingga akhir masa kampanye. Kita akan fokus mengisi konten yang positif, dan pastikan media sosial bukan dijadikan ajang memecah belah melainkan jadi perekat dan penuh dengan demokrasi sejuk,” tutup Anthony pengusaha muda itu. (chk)