Jakarta, Portonews – Mafia dalam sepak bola kini menelan korban. Atas kasus pengaturan skor, anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI Hidayat meyatakan mundur. Hal ini atas dugaan keterlibatannya dalam kasus pengaturan skor di kompetisi Liga 2 2018.
Namun Hidayat mengelak disebut sebagai mafia dalam industri sepak bola dalam negeri. Baginya, hal tersebut hanyalah sebagai bentuk kekeliruannya. Bahkan, secara tegas dia mengungkapkan, tidak pernah menghubungi siapa pun dan komunikasi apapun berkaitan dengan Liga 2 dan Liga 1 yang jadi isu nasional.
“Itu adalah satu-satunya proses terjadi alami, saya akui itu kekeliruan yang saya alami. Insya Allah saya bukan mafia dan pengatur skor sebagaimana yang dituduhkan kepada saya,” akunya.
Kasus dan pengunduran ini sejatinya merupakan pengembangan dari kesaksian manajer Madura FC Januar Herwanto pada Rabu (28/11/2018) pekan lalu. Dia menyebut Hidayat pernah mencoba melakukan suap dengan meminta Madura FC mengalah dan memberikan kemenangan untuk PSS Sleman dalam laga tandang ke Stadion Maguwoharjo, Mei lalu.
Januar bilang, dirinya mencoba menolak permintaan Hidayat. Akan tetapi petinggi PSSI itu terus berupaya menyuap melalui pesan singkat. Hanya saja keterangan ini disanggah Hidayat kalau bukanlah sebagai mafia sepak bola atau pengatur skor yang dituduhkan banyak pihak.
Atas hal ini Hidayat siap mendapat diadili dan mendapat sanksi dari Komisi Displin (Komdis) PSSI. “Saya minta Komdis segera menyidangkan kasus yang dituduhkan kepada saya. Hal ini tentunya berdampak pada beban PSSI dan siapa pun yang terkait dengan saya. Saya tidak ingin menambah beban, saya ingin menjaga ketentraman keluarga, teman seprofesi. Oleh karena itu saya menyatakan mengundurkan diri dari anggota exco,” jelasnya.
Selain itu, dirinya melayangkan maaf teruntuk seluruh masyarakat Indonesia, khususnya para penggemar sepak bola lantaran telah ikut serta membuat kegaduhan selama sepekan terakhir karena perilakunya tersebut.
“Maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia. Pada prinsipnya adalah saya sadar apa yang saya lakukan mestinya tidak dilakukan anggota exco. Itu semua mengalir seperti biasa. Itu peristiwa satu-satunya selama saya anggota exco,” tuturnya. (Nap)