Selayar, Portonews — KM Lestari Maju dan KM Sinar Bangun yang tenggelam di Kepulauan Selayar dan Danau Toba mestinya turut membangunkan kesadaran dan pengawasan masyarakat dalam aspek keselamatan transportasi laut. Di samping buruknya mitigasi bencana dan ulah oknum penyedia jasa yang curang memalsukan data manifes penumpang.
Setelah dilakukan penyisiran dan pendataan ulang oleh Tim Sar, diketahui KM Lestari Maju yang kandas di perairan Selayar ditemukan korban meninggal 34 orang dan korban selamat 155 orang, padahal data manifest tercatat sebanyak penumpang 139 orang. Artinya ada kelebihan muatan sebanyak 50 orang. Jumlah penumpang ini akan menambah beban kapal yang di atas air, sebab masing-masing penumpang juga membawa barang serta kendaraan.
Buruknya pengawasan dari otoritas kepelabuhanan diperparah dengan kondisi kapal yang tidak laik. Sebelumnya, KM Lestari Maju dilaporkan masyarakat karena kondisinya yang memprihatinkan. KM Lestari yang dibuat tahun 1989, sebelumnya merupakan kapal barang yang diubah fungsi menjadi kapal penumpang.
KM Lestari Maju yang melayani rute Pelabuhan Bira, Kabupaten Bulukumba – Pulau Pamatata, Kabupaten Selayar, menurut laporan masyarakat dalam satu tahun sudah tiga kali mati mesin ketika sedang beroperasi. Namun, dari aduan masyarakat tersebut tidak ada tindakan lanjutan baik oleh Kementerian Perhubungan, ASDP dan otoritas pelabuhan. KM Lestari Maju itu akhirnya kandas di perairan Selayar, Sulawesi Selatan pada Selasa 3 Juli 2018, pukul 14.30 WITA.
Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, memastikan akan menerapkan sanksi berat bagi oknum petugas otoritas Pelabuhan Bira bila terbukti nakal memainkan data manifes penumpang KM Lestari Maju. “Jumlah penumpang melebihi dari jumlah data manifes. Tentunya petugas itu telah melanggar undang-undang. Kami akan memberikan sanksi berat sesuai aturan yang berlaku,” ucap Budi dalam konferensi pers.