Jakarta, Portonews.com – Menjelang perhelatan international, Asian Games, Palembang dan Jakarta menjadi tuan rumah bagi para kontingen, tamu undangan dari Negara-negara di Asia. Kebijakan anti kemacetan ganjil-genap diberlakukan diperpanjang secara waktu guna memberikan kelancaran selama acara berlangsung. Namun apa Kebjikan ganjil-genap akan efektif dan di lanjutkan atau hanya dalam waktu acara Asian Games.
Menanggapi hal itu, Jakarta Research and Public Policy (JRPP) sebagai lembaga peneliti dan kebijakan publik berupaya terus untuk membangun dan memperhatikan perkembangan Jakarta sebagai Ibukota Negara. Peneliti JRPP, Akmal Budi Yulianto mengatakan untuk mengurangi kemacetan bisa menggunakan salah satu Solusi Work From Home (WFH).
“Saat ini kan sudah mulai mengembangkan usaha co-working space dan menumbuh kembangkan ekonomi pada sector digital, akan lebih baik bisa juga dilakukan kebijakan WFH (Work From Home) atau kebijakan bekerja dari rumah, bisa ditelaah di ecosystem di DKI Jakarta”, kata Akmal di Jakarta (31/7/2018).
Akmal juga menambahkan dengan melakukan kebijakan WFH disamping dapat mengurangi kemacetan, maka kebijakan WFH atau bekerja dari rumah bisa menjadi alternatif sehingga mengurangi kebutuhan keluar dari rumah. Pekerja perempuan, ibu hamil juga bisa menjadi calon penerima kuasa dari penerapan WFH. Pemberi kerja dapat melakukan monitoring pekerjaan jarak jauh atau menggunakan pola time sheet sehingga termonitor secara pekerjaan. Dari sisi cost penerapan WFH dapat mengurangi biaya operasional kantor seperti listrik dan lainnya serta efisiensi pekerja dapat meningkatkan daya beli.
“Saya rasa, kebijakan WFH ini bisa di terapkan dengan baik selama delivery pekerjaan sesuai dan jalur komunikasinya baik ditambah infrastruktur IT nya baik tentu saja ini menjadi sebuah konektivitas yang bisa berdampak pada peningkatan perekonomian di Jakarta maupun peningkatan kualitas SDM-nya,” ujar Akmal.
Kebijakan WFH ini dapat di coba dengan cara Pemerintah Daerah DKI Jakarta dapat mengajak partisipasi para pengusaha , maupun akademisi yang ada di Jakarta untuk berdiskusi dan mengembangkan pola WFH atau bekerja dari rumah dengan lebih tajam dan dalam menerapkan regulasi ini. (chk)