Jakarta, Portonews.com – Perusahaan perlu menerapkan ISO 45001, standar tentang kesehatan dan keselamatan kerja, agar bisa bersaing di tingkat internasional. Namun karena baku mutu ini baru beberapa bulan diperkenalkan, masih banyak perusahaan yang belum mendalaminya.
PT HM Sampoerna, yang merupakan salah satu produsen rokok terbesar dunia, juga tidak mau ketinggalan. Perusahaan yang sudah berusia lebih dari satu abad itu mengadakan Awareness Training ISO 45001 di salah satu pabriknya di Surabaya, Jumat (20/7/2018).
Materi disajikan pakar Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dari Pusat Ilmu dan Kajian (PIK) Jakarta, Masjuli, SMK, MK3 dan mantan Direktur Pengolahan Pertamina, Toharso.
“Sertifikat ISO 45001 diperkenalkan pada 12 Maret 2018 untuk menggantikan OHSAS 18001. Standar baru ini baru akan diterapkan penuh mulai 2021. Perusahaan masih punya waktu tiga tahun untuk mempelajari dan menyesuaikan diri dengan standar internasional tersebut,” kata Masjuli.
Masjuli, yang juga Ketua Jurusan Fire and Safety Akademi Minyak dan Gas Balongan, memaparkan apa saja perbedaan ISO 45001 dan OHSAS 18001. Dia juga memberikan beberapa contoh penerapan standar baru ini di lingkungan kerja.
Toharso memaparkan keterkaitan pengelolaan perusahaan dan penerapan standar keselamatan. Dia mengingatkan ada tiga hal mendasar dalam mengelola perusahaan yaitu 3P (people, planet, profit).
“Perusahaan harus menyejahterakan karyawannya serta menjaga lingkungan hidup. Kedua hal itu adalah tanggung jawab korporasi. Selanjutnya, perusahaan butuh profit (keuntungan). Tanpa profit perusahaan bisa bangkrut. People jadi sengsara dan planet tidak ada yang mengurusi,” kata Toharso.
Sosialisasi dilakukan di ruang rapat pabrik sigaret kretek tangan (SKT) yang terletak di kawasan Kali Rungkut. Meski PT HM Sampoerna memegang rekor MURI sebagai perusahaan yang selama 20 tahun berturut-turut mencatatkan zero accident, para peserta antusias mengikuti kegiatan ini. Mereka aktif bertanya untuk mengetahui serinci mungkin apa saja yang harus diperbaiki.
Manajer pabrik, Andreas Wahyudi, berharap kegiatan ini bisa menambah wawasan tentang standar internasional yang baru.
“Kita tidak boleh berdiam di satu posisi. Kita harus selalu mengikuti perkembangan zaman yang ada. Bilamana ada standar baru yang harus kami capai, kami harus meraihnya. Hal ini sesuai dengan semboyan Anggarda Paramita yaitu menuju kesempurnaan,” kata Andreas.
“Kegiatan hari ini menambah pengetahuan yang akan dibagikan ke teman-teman yang lain. Kami akan membahasnya apakah bisa diimplementasikan dalam operasional perusahaan,” ujarnya.