Jakarta, Portonews.com – Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Seluruh Indonesia (Gaikindo), Jongkie D. Sugiarto mengatakan, peningkatan ekspor dengan mengandalkan industri otomotif dinilai masih sulit dilakukan.
Menurutnya, industri otomotif di Indonesia memiliki selera yang berbeda dibandingkan dengan pasar global. Artinya, basis produksi pabrik-pabrik mobil di Tanah Air belum dapat memenuhi permintaan pasar ekspor.
“Produk otomotif kita yang untuk ekspor, jenisnya terbatas. Di Indonesia hanya basis produksi untuk MPV [multi-purpose vehicle] dan sedikit SUV [sport-utility vehicle], sedangkan pasar ekspor terbesar masih tipe sedan dan SUV,” katanya seperti dikutip CNBC Indonesia, Jumat (27/7/2018).
Hal serupa disampaikan Direktur Administration & Corporate Planning PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam. Menurut Bob, ekspor harus didukung pasar domestik yang kuat, sementara pasar dalam negeri saat ini masih didominasi tipe mobil kecil (small cars).
“[Dengan harga minyak yang merangkak naik] konsumen di luar negeri lebih memilih sedan. Sementara small car tergantung negaranya,” ujar Bob.
Pekerjaan rumah lainnya yang harus dibereskan pemerintah juga mencakup sektor hulu hingga hilir otomotif. Bob menyebutkan setidaknya empat hal yang menjadi tantangan untuk menggenjot ekspor.
“Meningkatkan daya saing logistik (sudah ongoing), sumber daya manusia (SDM) dalam hal ini produktifitas buruh vs kenaikan upah, efisiensi di sektor energi, serta pasokan [bahan baku] yang kompetitif. Industi juga tidak bisa bergerak sendiri-sendiri,” jelasnya.
Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo meminta agar pengusaha dalam negeri meningkatkan ekspor sehingga neraca perdagangan Indonesia dapat mencetak surplus. Positifnya kinerja perdagangan RI akan berdampak pada menguatnya nilai tukar rupiah.