Setelah Freeport-McMoRan menandatangi Head of Agreement dengan Induk BUMN Tambang, PT Inalum Tbk. yang bertujuan untuk mengambilalih 51% saham PT Freeport Indonesia. Kemudian dilanjutkan pekan penukaran kartu berlogo Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) yakni sistem pembayaran di kartu ATM yang dikelola secara mandiri oleh Bank Indonesia.
Kabar baik lainnya di akhir bulan Juli datang dari Kementerian ESDM. Pada 31 Juli 2018, pemerintah melalui Wakil Menteri ESDM, Arcandra Tahar mengumumkan Blok Rokan, sebagai sumber migas terbesar Indonesia mulai tahun 2021 resmi direbut oleh Pertamina.
Selama setengah abad lamanya, blok dengan produksi minyak rata-rata 210 ribu barel per hari ini dioperasikan oleh PT Chevron Pacific Indonesia. Lifting minyak dari blok rokan ini mampu mengcover 26% kebutuhan minyak dalam negeri per hari.
Keterkaitan kabar baik Indonesia itu ketiganya beririsan dengan pihak Amerika. Baik Chevron, Freeport adalah perusahaan dari negeri Paman Trump sedangkan pemberlakuan kartu berlogo GPN akan mengkooptasi keuntungan yang diraup Visa atau Mastercard, dua perusahaan multinasional Amerika, yang mendominasi kartu-kartu elektronik yang di setiap transaksi nasabah masyarakat Indonesia sebagai pengguna kartu berloga Visa atau Mastercard, berhasil menyetor untung hingga Rp24,36 triliun (data Kompas).
Ketiga kabar baik ini cukup menohok kubu oposisi yang menstigma Pemerintahan Joko Widodo sebagai antek asing, Amien Rais sebagai representasi oposisi sebelum Blok Rokan resmi diserahkan ke Pertamina berusaha menakar nyali pemerintah,”Kalau betul Blok Rokan bisa kembali ke Ibu Pertiwi, ke Pertamina, ini sebuah trobosan luar biasa. Cuma berani enggak Jonan, berani enggak Pak Jokowi? kalau berani ya luar biasa,” umbar Amien Rais, 30 Juli 2018 di gedung Nusantara V, MPR RI.
Sehari kemudian, Selasa 31 Juli 2018, di Gedung Kementerian ESDM, Arcandra Tahar melakukan press conference, “Pemerintah lewat Menteri ESDM menetapkan pengelolaan Blok Rokan mulai tahun 2021 selama 20 tahun ke depan akan diberikan kepada Pertamina,” kata Arcandra Tahar, menutup bulan Juli dengan manis untuk kubu Pemerintah.