Sebatik, Portonews.com – Ratusan siswa Pondok Pesantren Mutiara Bangsa yang merupakan gabungan pelajar SMP, SMK, dan santriwan/santriwati dengan semangat menggebu memeriahkan kunjungan Bakamla RI dengan berpartisipasi menjawab pertanyaan kuis yang diajukan seputar wawasan kebangsaan dan pengetahuan tentang Bakamla RI di Mushola Pondok Pesantren Mutiara Bangsa, Sebatik, Kab. Nunukan, Prov. Kalimantan Utara, Selasa (31/7/2018).
Yayasan Mutiara Bangsa berada dibawah naungan 2 lembaga, yaitu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan Kementerian Agama (Kemenag). Pada awalnya dibangun untuk memfasilitasi hak mengenyam pendidikan bagi anak-anak repatriasi dari Sabah Malaysia. Pimpinan Pondok Pesantren dan sekaligus Kepala Sekolah SMP Mutiara Bangsa Ustadz Abu Ubaidah mengatakan, anak-anak ini adalah anak anak yang direpatriasi dari Sabah, yang mana orangtuanya masih berada di negeri tetangga yaitu Malaysia. “Oleh karena itu, pengajaran pemahaman tentang nasionalisme NKRI harga mati harus terus ditanamkan. Oleh karena itu, kedatangan Bakamla RI disambut dengan senang karena menurutnya sosialisasi seperti ini yang dibutuhkan anak-anak bangsa untuk memperkokoh jiwa kebangsaan dan nasionalismenya,” katanya.
Kabag Humas dan Protokol Kolonel Laut (KH) Drs. Toni Syaiful dalam sambutannya menekankan, kita sebagai bangsa Indonesia harus bersyukur memiliki negara Indonesia, yang dikelilingi pulau dan dipersatukan oleh laut. Laut Indonesia kaya hasil laut, yang kemudian ditimpali celetukan ratusan siswa dan santri tentang bermacam ikan laut.
Ditanamkannya pula tentang rasa kebangsaan pada para siswa yang sebagian besar orang tuanya bekerja sebagai TKI dengan pembekalan wawasan tentang pulau pulau terluar Indonesia, dengan kekayaan alam yang perlu dijaga dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia disekitarnya, agar ada rasa memiliki, sehingga bisa menjaga dari pemanfaatan oleh bangsa asing.
Rupanya pengetahuan siswa dan santri Yayasan Mutiara Bangsa ini patut diacungi jempol, pasalnya meskipun berada diwilayah perbatasan dan terbilang belum modern seperti di perkotaan, namun mereka sudah mengenal Bakamla RI dan instansi-instansi lain di Indonesia.
Menurut Syamsidar, Kepala Sekolah SMK Mutiara Bangsa, awalnya sekolah Mutiara Bangsa ini dibangun dengan tujuan menampung anak-anak dari negeri tetangga yang dipulangkan ke Indonesia namun tidak mendapatkan alokasi di berbagai sekolah. Menurut Syamsidar pula, sekolah ini mulai dibangun pada tahun 2007. Saat mulai dibangun, awalnya hanya berupa pondok pesantren dengan ruang belajar seadanya. Dan pada tahun 2009, pondok pesantren dan SMP Mutiara Bangsa mulai beroperasional dengan ruangan ruangan sesuai fungsinya. Pada tahun 2012, untuk memfasilitasi sekolah lanjutan bagi siswa yang sudah lulus SMP dan dari pondok yang sederajat, maka didirikanlah SMK Mutiara Bangsa.
Sesi pembekalan kebangsaan yang dipandu Kasubbag Humas Bakamla RI Mayor Marinir Mardiono berlangsung dengan penuh kemeriahan, dengan antusiasme para siswa menjawab pertanyaan yang diberikan. Tampak wajah-wajah cerdas potensi bangsa Indonesia, yang tercermin dari celetukan dan jawaban yang disampaikan. Acara berjalan lancar dengan dukungan Komandan Satgas Marinir Ambalat XXIII Sebatik Kapten Marinir Yusuf Mukrom dan anggotanya serta anggota tim Bakamla antara lain Enni Parikawati, S.T., M.T., Novita Sari Dewi, S.E., Yuhanes Antara, S.Pd., Asmawi, dan Serda Ttg Fatkul Munir. Kemeriahan pagi itupun ditutup dengan sesi foto bersama. (chk)