Selayar, Portonews — Buruknya mitigasi bencana transportasi laut kembali melahirkan korban, setelah tragedi karamnya KM Sinar Bangun di Danau Toba akibat kelalaian otoritas penyedia jasa dan Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Pelabuhan, yang menyebabkan 4 orang tewas dan 184 lainnya dinyatakan hilang. Hari ini, Selasa (3/7) KM Lestari Maju yang tengah berlayar di Perairan Selayar Kabupaten Bulukumba Provinsi Sulawesi Selatan pukul 14.30 WITA dikabarkan tenggelam.
Kapal jenis ferry yang membawa 139 penumpang dan 48 kendaraan itu tenggelam setelah dihantam gelombang laut yang sedang tinggi. Akibatnya terjadi kebocoran di bagian lambung kiri kapal. KMP Lestari Maju diketahui sedang melakukan perjalanan dari pelabuhan Bira, Kabupaten Bulukumba menuju pelabuhan Pamatata, Kabupaten Selayar.
Kapal ini berangkat pukul 10.00 WITA dari Pelabuhan Bira Kab. Bukukumba dengan tujuan Pelabuhan Pamatata, Kab. Kepulauan Selayar. Pada pukul 13.40 WITA air mulai masuk ke dek lantai bawah. Melihat keadaan sudah mulai darurat KM Lestari Maju yang dinahkodai Agus Susanto itu mengambil keputusan untuk merapat ke Pantai Pabadilang, Desa Bungayya, Kep. Selayar.
Kapolres Kep. Selayar, AKP Syamsul Ridwan dilansir dari media setempat mengatakan Kapal Motor yang berasal dari Pulau Bira menuju ke pulau Pammatata, Selayar mengalami kebocoran di bagian lambung sehingga mesin mati, hal ini yang membuat penumpang yang berada di kapal panik dan sebagian lainnya melompat keluar dari kapal sambil mengenakan pelampung.
Hingga saat ini, pihak Kepolisian dan Basarnas masih melakukan upaya evakuasi dan pendataan terhadap 139 penumpang kapal naas tersebut. Saat berlayar penumpang yang berada di atas kapal diperkirakan sekitar 139 orang.
Informasi lain menyebutkan KM Lestari Maju juga memuat kendaraan roda empat sebanyak 14 unit, kendaraan jenis truk 14 unit, 2 bus dan 18 kendaraan roda dua, serta uang tunai senilai Rp30 miliar milik Bank Pembangunan Daerah (BPD), Sulawesi Selatan, yang sedianya digunakan untuk gaji ke-13 bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) di Pulau Selayar dan Dana BOS.
Dikutip dari detik.com, Direktur Treasury BPD Sulawesi Selatan mengatakan uang kontan tersebut masih terombang ambing di laut dan belum dapat diamankan dari kapal, “Jumlahnya Rp30 miliar. Saat ini kami terus meng-update data dari lapangan karena sinyal di sana putus-putus,” ujar Direktur Treasury Bank Pembangunan Daerah (BPD) Sulsel Irmayanti Sultan. Yanti menyebut uang Rp 30 miliar itu dibawa 5 pegawai BPD Sulsel. Empat pegawai selamat, tapi 1 pegawai masih berada di kapal.