Jakarta, Portonews.com – Ani Yudhoyono membagikan pengalamannya selama menjadi Ibu Negara mendampingi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) lewat sebuah buku. Biografi berjudul “Ani Yudhoyono 10 Tahun Perjalanan Hati” itu diluncukan di Jakarta Convention Center, Jakarta, Minggu (8/7/2018) sore.
“Menjadi Ibu Negara adalah tuntutan untuk memiliki hati yang kuat, jiwa yang tak mudah remuk, dan komitmen untuk terus melangkah dengan pikiran positif,” kata Ani dalam sambutannya, mengutip salah satu halaman dalam bukunya.
“Tugas saya diiringi oleh hujan kritik, dengung kecamuk politik, cercaan yang datang dari berbagai pihak yang tidak menyukai kami, juga pukulan-pukulan yang datang dari peristiwa menyedihkan di negeri ini,” ujar perempuan bernama asli Kristiani Herrawati itu.
“Seorang Ibu Negara tidak boleh patah arang dan menyesali keberadaan dirinya. Saya harus berjalan tegak dan terus melakukan karya positif tanpa merasa runtuh bahkan ketika orang-orang mencaci maki saya,” kata Ani dalam acara yang dihadiri SBY dan sejumlah tokoh nasional itu.
Buku setebal 539 halaman ini ditulis Alberthiene Endah yang sudah menulis lebih dari 50 biografi. Buku “10 Tahun Perjalanan Hati” merupakan buku kedua tentang Ani Yudhoyono yang ditulisnya. Sebelumnya, dia menulis “Kepak Sayap Putri Prajurit” yang diluncurkan pada 30 Juli 2010.
“Saya melihat belum ada buku tentang Ibu Negara Indonesia. Ibu Ani adalah sosok yang pantas untuk ditulis agar pengalamannya bisa diketahui orang banyak,” kata Alberthiene.
Anggota DPR RI Benny Kabur Harman, yang hadir dalam acara peluncuran, memuji ketegasan sikap Ani Yudhoyono yang tidak mau terlibat dalam politik praktis selama menjadi Ibu Negara pada 2004-2014.
“Dia menarik garis tegas antara kehidupan pribadi dan urusan negara. Saya rasa Ani Yudhoyono adalah tokoh perempuan yang paling hebat yang dimiliki Indonesia saat ini,” ujar politikus Partai Demokrat itu.