Jakarta, Portonews.com – Presiden AS Donald Trump mencopot Jeff Sessions dari kursi Jaksa Agung. Pemecatan Sessions diumumkan Trump lewat media sosial.
“Kami berterima kasih kepada Jaksa Agung Jeff Sessions atas jasa-jasanya, dan kami mengucapkan yang terbaik untuk dia,” cuit Trump di Twitter, Rabu (7/11/2018).
Pemecatan ini diduga terkait dengan skandal intervensi Rusia dalam pemilihan presiden AS. Trump berulang kali melontarkan kritik terhadap pejabat penegak hukumnya yang dinilai terlalu merongrong Gedung Putih.
Trump menunjuk Matthew Whitaker sebagai pelaksana tugas Jaksa Agung sebelum mendapatkan pengganti yang permanen. Whitaker adalah kepala staf Gedung Putih.
Dalam surat pengunduran dirinya, Sessions terang-terangan menyebut bahwa keputusan ini bukan keinginan dia semata.
“Yang terhormat Bapak Presiden, sesuai permintaan Anda saya mengajukan surat pengunduran diri,” tulis mantan senator Alabama itu dalam suratnya yang tidak dibubuhi tanggal, seperti dikutip kantor berita BBC, Kamis (8/11/2018).
“Hal terpenting, semasa saya menjabat jaksa agung, saya sudah memulihkan dan menegakkan hukum,” ujar Sessions seraya menyampaikan terima kasih kepada sang presiden.
Berdasarkan keterangan resmi Gedung Putih, Kepala Staf Trump, John Kelly, memanggil Sessions pada Rabu sebelum Trump menggelar jumpa pers terkait pemilihan umum sela.
Trump sudah beberapa kali mengganti jaksa agung setelah Sessions mundur dari penyelidikan skandal Rusia pada Maret 2018. Penasihat Khusus Robert Mueller masih mencari bukti tentang kemungkinan kolusi antara Trump dan Moskow pada pemilihan presiden 2016.
Dari penyelidikan berskala besar, yang diawasi oleh Departemen Kehakiman AS, ada beberapa tuduhan yang dialamatkan kepada orang-orang di sekitar Trump.
“Sessions semestinya tidak perlu mengundurkan diri, dan jika dia berniat mengundurkan diri, dia harus bilang dulu kepada saya sebelum menerima tugas ini dan saya pasti akan memilih orang lain,” kata Trump kepada New York Times pada Juli 2017.
Sessions secara sukarela mengundurkan diri dari penyelidikan setelah, dalam dengar pendapat di Senat, Demokrat menuduhnya tidak mau mengungkapkan pertemuannya dengan duta besar Rusia. Sessions kemudian mengaku lupa dengan pertemuan yang terjadi selama masa kampanye pilpres.