Jakarta, Portonews.com – William Nordhaus dan Paul Romer dinobatkan sebagai pemenang Hadiah Nobel bidang ekonomi di Stockholm, Swedia, Senin (8/10/2018). Kedua peneliti asal Amerika Serikat itu membuat model pertumbuhan ekonomi yang dikaitkan dengan masalah lingkungan dan teknologi.
Akademi Ilmu Pengetahuan Kerajaan Swedia mengatakan karya Nordhaus dan Romer membantu menjawab pertanyaan mendasar tentang cara mencapai kemakmuran yang lestari.
Romer, dari Sekolah Bisnis Stern Universitas New York, dikenal atas penelitiannya tentang pertumbuhan secara mandiri (endogenous). Teori yang dikembangkan Romer adalah pertumbuhan ekonomi yang didapat dari investasi dalam ilmu pengetahuan dan sumber daya manusia. Romer mengaku tidak menyangka penelitiannya membuahkan Hadiah Nobel.
“Saya rasa masalah yang ada saat ini adalah banyaknya orang yang mengira bahwa melindungi lingkungan itu mahal dan sulit sehingga mereka mengabaikannya,” kata Romer seperti dikutip kantor berita Reuters, Selasa (9/10/2018).
“Padahal kita bisa mencapai kemajuan dengan melindungi lingkungan dan melakukannya tanpa mengorbankan pertumbuhan yang berkelanjutan,” ujarnya.
Romer mengaku tidak pernah mengejar hadiah apa pun untuk penelitiannya karena hal itu akan merusak dirinya. Dia mengatakan tidak sempat mengangkat telepon dari Swedia yang mengabarinya tentang kemenangannya. Beberapa saat kemudian baru dia menelepon balik ke Swedia.
“Saya tidak pernah menginginkannya tapi saya bersedia menerimanya,” ujar Romer dalam konferensi pers berbeda yang digelar di Universitas New York.
Beberapa jam jelang pengumuman, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengimbau masyarakat dunia segera mengubah perilakunya dalam menggunakan energi untuk bepergian dan pembangunan, guna mengurangi efek pemanasan global.
Di sisi lain, Presiden AS Donald Trump berulang kali menyebut bahwa perubahan iklim adalah hoax. Tahun lalu dia menyatakan bakal menarik AS dari kesepakatan global tentang penanggulangan perubahan iklim yang disepakati pada 2015. Waktu itu Trump mengatakan pengurangan emisi yang dituntut oleh kesepakatan itu terlalu mahal biayanya.
Nordhaus, profesor ekomomi di Universitas Yale, adalah orang pertama yang menciptakan model kuantitatif yang menggambarkan hubungan antara eknomi dan lingkungan hidup.
“Kami tertidur dan ketika bangun saya menerima telepon dari putri saya,” kata Nordhaus.
“Dia bilang, ‘Ayah menang. Keren.’ Panggilan telepon yang menyenangkan. Senang rasanya mengetahui kemenangan seperti ini,” ujarnya.