Jakarta, Portonews.com – Kapal turis tenggelam setelah dihantam ombak besar di lepas pantai Phuket, Thailand, Kamis (5/7/2018). Satu orang dilaporkan tewas, 56 orang belum ditemukan.
Kapal bernama Phoenix itu mengangkut 105 orang, yang terdiri atas 93 wisatawan China, serta 12 orang awak kapal dan pemandu wisata Thailand. Departemen Keselamatan Perairan Thailand mengatakan operasi pencarian korban masih terus dilakukan.
“Satu orang tewas, 11 terluka (2 luka parah, 5 luka ringan), dan 56 orang hilang. Kami terus mengerahkan tim untuk mencari mereka. Sebanyak 48 orang berhasil diselamatkan,” kata lembaga itu seperti dikutip Reuters, Jumat (6/7/2018).
Korban tewas adalah seorang laki-laki berkebangsaan China. Tim penyelamat mengangkat jasad korban dari air.
Korps Marinir Kerajaan Thailand mengatakan bahwa Phoenix tenggelam sekitar 7kilometer dari pantai. Kapal itu kandas di kedalaman sekitar 40 meter.
“Kami akan mencari korban yang mungkin masih tertinggal di dalam kapal,” kata pernyataan Korps Marinir.
Kedutaan Besar China di Bangkok mengeluarkan pernyataan yang meminta pemerintah Thailand melakukan upaya maksimal untuk mencari korban. China juga segera mengirim tim penolong ke Phuket.
Serenta, kapal lain yang tengah berlayar di kawasan yang sama, juga terbalik. Kapal ini mengangkut 35 wisatawan, lima awak, dan seorang pemandu wisata. Sebagian besar penumpang sudah diselamatkan. Hanya dua orang yang masih hilang.
Thailand tengah didera cuaca buruk di musim monsoon yang berawal pada Mei dan biasanya berakhir pada Oktober. Musim ini ditandai dengan angin kencang dan hujan deras terutama di kawasan pantai.
Pada 2016, lebih dari 20 orang tewas setelah kapal turis yang mengangkut 150 orang terbalik di Ayutthaya. Pejabat Thailand mengatakan insiden itu terjadi karena kapal kelebihan penumpang dan kapten kapal yang ceroboh.
Wisatawan China adalah yang terbanyak di antara wisatawan asing yang mengunjungi Thailand. Jumlahnya terus meningkat dari tahun ke tahun seiring naiknya popularitas berbagai daerah tujuan wisata di “Negeri Gajah Putih”.
Pemeinrtah Thailand dinilai tidak peduli terhadap keselamatan wisatawan. Di darat, banyak ruas jalan di kawasan wisata yang kondisinya buruk. Pengelola wisata juga mengeluhkan kurangnya penegakan peraturan lalu lintas.