Jakarta, Portonews.com – Israel dan Hamas menyepakati gencatan senjata pada Kamis (9/8/2018). Kesepakatan itu diharapkan meredam pertikaian menyusul serangan roket dari wilayah Palestina ke Israel.
Belum ada komentar resmi dari Tel Aviv. Tapi seorang pejabat Israel, yang tidak ingin namanya disebut, belum ada kesepakatan apa pun. Israel memang hampir tidak pernah sepakat dengan Hamas, kelompok yang disebut sebagai organisasi teroris.
Ketegangan di perbatasan meningkat setelah adanya serangan roket ke arah Israel. Serangan roket itu dibalas Israel dengan serangan udara. PBB dan Mesir berusaha mendinginkan suasana dengan membujuk kedua belah pihak menahan diri.
Pada Rabu malam dan Kamis, pesawat tempur Israel menyerang lebih dari 150 sasaran di Gaza. Militan Palestina menembakkan roket dan rudal jarak jauh ke wilayah Israel. Kontak senjata terus terjadi selagi upaya perdamaian berlangsung.
“Upaya Mesir berhasil memulihkan ketenangan antara faksi-faksi di Palestina dan Israel, yang akan mengakhiri ketegangan saat ini,” kata seorang pejabat Palestina yang tidak mau namanya disebut.
“Faksi-faksi Palestina akan menghormati ketenangan ini asalkan Israel juga menghormatinya,” ujarnya seperti dikutip Reuters, Jumat (10/8/2018).
Pejabat Palestina lain, yang mengetahui adanya perundingan, mengatakan gencatan senjata dimulai pada 20.45 GMT.
Abu Mujahed, juru bicara Komite Perlawanan Rakyat, salah satu faksi di Gaza, juga mengungkapkan tercapainya kesepakatan.
“Berkat upaya Mesir dan internasional, gencatan senjata sudah tercapai dengan beberapa syarat di wilayah yang dikuasai,” kata Mujahed di laman Facebook-nya.
Beberapa jam sebeumnya, setelah serangan rudal jarak jauh Palestina – yang pertama sejak perang 2014 – Israel melancarkan serangan udara. Serangan ini meratakan sejumlah gedung bertingkat yang disebut militer Israel sebagai markas Hamas.
Seorang perempuan Palestina yang tengah mengandung, dan anaknya yang baru berusia 18 bulan, terbunuh dalam serangan Israel pada Rabu malam. Serangan juga menewaskan seorang militan Hamas. Ratusan orang ikut mengubur perempuan dan anaknya yang jadi korban.
Militer Israel mengatakan setidaknya tujuh orang terluka akibat serangan roket dan mortir dari Palestina. Serangan itu menghantam wilayah selatan Israel.
Sirene ambulan terdengar sepanjang malam di Gaza. Warga kota mendekam di dalam rumah selagi ladakan terjadi di mana-mana.
Di kota dan permukiman Israel sepanjang perbatasan sirene tanda serangan roket berbunyi nyaris tanpa henti sejak Rabu petang. Sebagian warga berlindung di dalam bunker.
Tentara Israel mengatakan pesawat tempurnya menyerang lebih dari 150 sasaran Hamas sepanjang malam. Di sisi lain, Palestina menembakkan lebih dari 180 roket ke wilayah selatan Israel.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengadakan rapat kabinet darurat untuk membahas masalah keamanan pada Kamis malam. Pernyataan dari kantor perdana menteri yang disampaikan sebelumnya menyebutkan kesepakatan sudah tercapai. Tapi sidang kabinet itu memerintahkan militer terus “bertindak melawan teroris”.
Departemen Luar Negeri AS mengutuk serangan roket ke Israel.
“Kami melihat laporan bahwa 180 atau lebih serangan roket telah terjadi. Tembakan berasal dari Gaza ke Israel. Kami mendukung penuh hak Israel untuk membela diri dan bertindak mencegah provokasi,” kata juru bicara Heather Nauert.