Jakarta, Portonews.com – Penyelidikan AS terhadap Huawei Technologies Co Ltd terus berlanjut. Perusahaan raksasa telekomunikasi Cina itu diduga menggunakan sistem perbankan global untuk menyiasati sanksi AS terhadap Iran.
Pemerintah Amerika Serikat sudah menyelidiki Huawei sejak 2016. Produsen ponsel dan jaringan telekomunikasi itu diduga mengirim barang dari AS ke Iran dan negara lain yang dijatuhi sanksi.
Pekan lalu, Direktur Keuangan Huawei, Meng Wanzhou, ditangkap di Vancouver, Kanada. Tidak ada informasi resmi mengenai penangkapan Meng. Tapi ada kemungkinan terkait dengan pelanggaran perusahaan karena Washington kemudian meminta Meng diekstradisi ke AS.
Berdasarkan penyelidikan sementara, Huawei menggunakan bank HSBC Holdings Plc untuk melakukan transaksi ilegal termasuk dengan Iran.
Perusahaan dilarang menggunakan jasa keuangan AS untuk bertransaksi dengan entitas yang dijatuhi sanksi. Jika Huawei terbukti melakukan transaksi tersebut, perusahaan itu dapat dijerat dengan tuduhan penipuan perbankan.
Huawei menolak berkomentar. Tapi dalam pernyataan setelah penangkapan Meng, perusahaan itu mengatakan sudah mematuhi semua undang-undang dan peraturan tentang ekspor.
Pada 2012, HSBC membayar denda US$1,92 miliar kepada pemerintah AS karena melanggar sanksi AS dan undang-undang anti-pencucian uang. Selama lima tahun berikutnya, operasional HSBC diawasi ketat untuk mencegah terjadinya pelanggaran serupa.
Juru bicara HSBC menolak berkomentar. HSBC sendiri tidak diselidiki terkait kasus ini. Namun mencuatnya kabar keterkaitan bank itu dengan Huawei membuat sahamnya turun 6 persen pada perdagangan Kamis (6/12/2018). Di akhir sesi, saham HSBC turun 3,6 persen.