Jakarta, Portonews.com – Setidaknya 20 orang tewas dan lebih dari 100 orang hilang setelah sebuah bendungan jebol di Laos, Selasa (24/7/2018). Bendungan yang terletak di provinsi Attapeu itu masih dalam tahap pembangunan.
Sehari sebelum kejadian, para pekerja bangunan menemukan kerusakan struktur di waduk pembangkit listrik tenaga air itu, dan warga di beberapa desa di sekitarnya sudah dievakuasi.
Waduk tersebut jebol pada Senin malam. Banjir bandang pun melanda enam desa di arah hilir. Kantor berita Laos melaporkan lebih dari 6.600 orang kehilangan tempat tinggal akibat petaka ini.
Attapeu adalah provinsi yang berada di ujung selatan Laos, berbatasan dengan Kamboja dan Vietnam. Daerah ini terkenal sebagai kawasan pertanian dan hutan industri. Tenaga air adalah salah satu ekspor andalan Attapeu.
Waduk yang jebol ini adalah bagian dari proyek pembangkit listrik tenaga air Xe-Pian Xe-Namnoy. Proyek ini dikerjakan perusahaan Laos, Thailan, dan Korea Selatan.
Bendungan yang dinamai “Saddle Dam D” ini termasuk dalam jaringan yang terdiri atas dua waduk utama dan lima waduk tambahan.
SK Engineering & Construction, perusahaan Korsel yang berpartisipasi dalam proyek ini, mengatakan keretakan pertama kali ditemukan pada Minggu sekitar pukul 21.00 waktu setempat. Pihak berwenang kemudian diberitahu dan warga di permukiman sekitar dievakuasi. Tim perbaikan langsung dikirim tapi karena terhambat hujan deras dan jalan rusak, mereka sulit mencapai lokasi.
Pada Senin pukul 03.00, pintu bendungan Xe-Namnoy ditutup untuk mengurangi ketinggian air di bendungan tambahan. Di siang harinya, pemerintah setempat memerintahkan warga mengungsi.
Pada Senin sore, kerusakan bendungan semakin parah. Pada Selasa sekitar pukul 01.30, satu desa dekat bendungan tambahan kebanjiran. Pada 09.30, kawasan yang kebanjiran bertambah menjadi tujuh desa.
Perusahaan Thailand yang ikut dalam proyek ini, Ratchaburi Electricity Generating Holding, mengatakan bendungan “retak” dan setelah “badai terus menerus” terjadi peningkatan aliran air ke reservoir proyek”.
Akibatnya, air “bocor ke kawasan hilir dan terus mengalir melalui Sungai Xe-Pian” yang berjarak sekitar 5 km dari bendungan.
“Saddle Dam D” berukuran lebar 8 m, panjang 770 m, dan tinggi 16 m. Bendungan ini dibangun untuk membantu mengalihkan air ke reservoir setempat.
Ratchaburi Electricity Generating Holding dan SK Engineering & Construction berjanji membantu evakuasi dan operasi pemulihan pascabencana.
Laos terletak di hilir Sungai Mekong dan dialiri beberapa anak sungai lain. Lokasi ini menjadikan Laos tempat ideal untuk pembangunan PLTA. Negeri ini memiliki 46 PLTA pada 2017 dan sebanyak 54 lagi sedang dibangun.
Tenaga listrik yang dihasilkan jauh melebihi kebutuhan dalam negeri. Saking melimpahnya, Laos mengekspor dua pertiga listriknya. Ekspor listrik ini kira-kira 30% dari seluruh ekspor Laos.