Jakarta, Portonews.com – DPR RI menginginkan agar berbagai jenis industri di Indonesia dapat benar-benar menerapkan prinsip-prinsip ramah lingkungan dan berkelanjutan sebagai upaya untuk mengurangi dampak negatif industri terhadap lingkungan hidup.
“Industri Indonesia ini harus mengarah pada industri yang ramah lingkungan, industri berkelanjutan yang punya kepedulian terhadap alam sekitar,” kata Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Syaikhul Islam Ali dalam rilis yang diterima di Jakarta, Senin (28/5/2018).
Dia mengingatkan bahwa berdasarkan data KLHK, hanya sekitar 150 perusahaan di Indonesia yang berhasil meraih Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (Proper) Hijau sehingga jumlahnya harus terus ditingkatkan.
Politisi PKB itu juga mengemukakan, upaya menuju industri ramah lingkungan atau industri hijau harus segera dimulai agar dapat mengefisienkan penggunaan sumber daya alam yang berkelanjutan.
Selain itu, lanjutnya, hal tersebut merupakan salah satu upaya Indonesia untuk mengurangi perubahan iklim dengan meningkatkan energi terbarukan dan pengelolaan hutan dan lahan.
Ia memaparkan industri hijau memiliki sejumlah karakteristik antara lain menggunakan bahan kimia ramah lingkungan, menggunakan teknologi rendah karbon, dan meminimalkan limbah.
Sebelumnya diwartakan, BUMN penyedia jasa logistik, PT Bhanda Ghara Reksa (Persero) atau BGR, terus memperkuat usaha bisnis dalam layanan pengangkutan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).
“Sepanjang tahun 2017 pendapatan dari jasa pengangkutan limbah atau unit usaha Waste Integrated Solution (WIS) tercatat tumbuh 678,28 persen dibanding tahun 2016,” kata Plt Direktur Utama BGR, Mohammad Affan, dalam siaran pers di Jakarta, Rabu (2/5).
Menurut Affan, Jasa logistik untuk limbah B3 merupakan salah satu pasar logistik potensial, terkait pengelolaan, pengangkutan, pengumpulan, pemanfaatan, dan pengolahan limbah B-3.
Untuk itu, tambahnya, BGR menggandeng PT Wiraswasta Gemilang Indonesia, setelah sebelumnya juga telah bekerja sama dengan sejumlah BUMN antara lain, PT PLN, PT Pertamina, PT Perusahaan Perdagangan Indonesia.
Affan menjelaskan, kemampuan BGR melayani bisnis angkutan B-3 karena memiliki rekomendasi pengangkutan limbah B-3 dari Kementerian Negara Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Selain itu juga memperoleh izin penyelenggaraan angkutan barang khusus untuk mengangkut barang berbahaya dari Kementerian Perhubungan melalui Keputusan Direktur Jendral Perhubungan Darat.
“Sebagai salah satu BUMN penyedia jasa logistik, BGR telah memiliki kemampuan sebagai penyedia jasa pengangkutan limbah baik B-3 maupun non B-3,” jelas Affan.
Menurut catatan perseroan, sepanjang tahun 2018, Bhanda Graha membukukan pendapatan sebesar Rp1,12 triliun atau tumbuh 11,31 persen dibandingkan tahun 2016 (ibnu)